Sabtu 10 Dec 2016 16:07 WIB

69 Gempa Susulan Landa Pidie Jaya 4 Hari Pascabencana

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mochammad Riyadi mengungkapkan hingga Sabtu (10/12) pagi, pukul 7.31 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa jumlah gempabumi susulan yang terjadi di Pidie Jaya, Provinsi Aceh mencapai sebanyak 69 kejadian.

Dengan rincian pada Rabu (7/12) terjadi sebanyak 45 kali, Kamis (8/12) terjadi sebanyak 14 kali, Jumat (9/12) terjadi sebanyak tujuh kali, dan hingga Sabtu pagi (10/12) sementara baru terjadi sebanyak tiga kali gempabumi susulan.

"Tiga gempa bumi susulan Sabtu pagi ini terjadi pada pukul 03.51.33 WIB dengan magnetudo 3,8 (skala richter), pukul 06.04.11 WIB. Kemudian magnetudo 3,4 (skala richter) dan pukul 07.31.06 dengan magnetudo 3,3 (skala richter)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/12).

Berdasarkan data gempa bumi susulan tersebut di atas tampak bahwa tren frekuensi kejadian gempa bumi susulan per hari di Pidie Jaya sudah semakin meluruh. Sehingga aktivitas gempa bumi susulan ini diharapkan segera berakhir dan habis energinya.

Dia mengungkapkan sebaran secara spasial ke-69 episenter gempabumi susulan ini, tampak membentuk sebuah klaster sebaran pusat gempa bumi yang berarah tenggara-barat laut. "Pusat-pusat gempa bumi susulan ini tidak saja terkonsentrasi di wilayah Pidie Jaya daratan, tetapi juga tersebar di laut," kata dia.

Jika sebaran episenter gempa bumi susulan ini menggambarkan sebuah proses rekahan batuan, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa gempa bumi Pidie Jaya ini telah menciptakan sebuah penyesaran/patahan kerak bumi. Hal itu terjadi di kedalaman dangkal dengan arah tenggara-barat laut, dari daratan Pidie Jaya hingga menerus ke laut.

Mengingat frekuensi kejadian gempa bumi susulan yang semakin jarang terjadi, maka kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang, dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Selama ini isu akan terjadinya gempa bumi besar dan menimbulkan tsunami hanyalah berita bohong tidak pernah terbukti kebenarannya," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement