REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Liberman, menegaskan, bahwa kedepan tidak ada lagi kata damai untuk Palestina. Alasannya, Mahmud Abbas telah mendukung kelompok garis keras Palestina.
Pernyataan ini disampaikan Liberman di hadapan Duta Besar negara-negara Eropa untuk Israel dalam pembahasan hubungan kerjasama Israel - Eropa.“Hampir setiap hari 500 orang tewas di negara-negara Arab, Sudan Selatan dan Iraq. Namun kita tidak pernah mendengar di media Eropa warga Yahudi yang tewas di permukiman akibat perlawanan Palestina,” ungkap Liberman seperti dilansir suarapalestina.id, kemarin.
Sedangkan terkait perang di Suriah, Israel menegaskan, tidak pernah ikut campur dalam perang melawan Hizbullah. “Kami tidak pernah intervensi dalam perang saudara di Suriah,” ucap Liberman.
Di tempat terpisah, Menlu AS John Kerry menuduh, kelompok sayap kanan pemerintahan Benyamin Netanyahu tidak menghormati perdamaian dengan rakyat Palestina. Sayap kanan Israel mendukung permukiman Yahudi di tanah Palestina dimana hal ini dapat merusak langkah damai antara dua negara, seperti yang disampikan situs wattan.com.
''Lebih setengah dari jumlah menteri di pemerintah yang berkuasa menyatakan tidak ada namanya negara Palestina. Sayap kanan Israel masih percaya mimpi '’Negara Israel Raya'’. Mereka ingin mengambil alih permukiman di Tepi Barat lalu merusak perdamaian,” sebutnya. Kerry memperingatkan perdamaian di Timur Tengah hanya bisa diwujudkan dengan tercapainya perdamaian antara Palestina dan Israel