Ahad 11 Dec 2016 00:37 WIB

Gunung Rinjani Kembali Ditutup pada Awal 2017

Rep: M. Nursyamsi/ Red: Andri Saubani
Menikmati matahari terbit di Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok.    (Republika/ Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/ Wihdan
Menikmati matahari terbit di Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok. (Republika/ Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Agus Budi Santosa mengatakan, pendakian ke Gunung Rinjani yang sudah kembali dibuka pada Jumat (2/12) lalu, akan kembali ditutup pada tiga bulan pertama tahun depan. “Januari, Februari, Maret, ditutup karena alasan cuaca, ini rekomendasi dari BMKG,” ujar Agus, dalam Aksi Cinta Rinjani di Sembalun, Lombok Timur, Sabtu (10/12).

Pihaknya masih menunggu tanggal pastinya dari BMKG terkait penutupan tersebut. Agus menuturkan, penutupan jalur pendakian pada tiga bulan pertama di awal tahun merupakan hal yang lumrah lantaran faktor cuaca seperti angin, badai, dan petir yang tentunya dapat membahayakan keselamatan pendaki.

Dia menyatakan, jalur pendakian. Gunung Rinjani tidak bisa serta merta ditutup atau dibuka tanpa adanya rekomendasi dari BMKG maupun Badan Geologi.  Jalur pendakian Gunung Rinjani sempat ditutup pada 27 September lalu akibat meletusnya Gunung Barujari atau anak Gunung Rinjani. Sejak Jumat (2/12) jalur pendakian kembali dibuka secara terbatas. 

Jalur pendakian Senaru hanya diperbolehkan sampai di Pelawangan Senaru, Lombok Utara. Jalur pendakian Sembalun pun hanya diperkenankan sampai di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur. Sedangkan, jalur pendakian dari Aik Berik, Lombok Tengah, hanya ditetapkan sampai Pelawangan Batu Belah. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement