REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan menilai kali ini aparat kepolisian cukup berhasil dalam mengantisipasi potensi teror terhadap negara. Karena itu ia menilai kali ini tidak ada istilah aparat 'kebobolan' soal ancaman teror.
"Saya kira tidak (kebobolan), ini bukti jika penanggulangan masih dapat dilakukan oleh petugas terkait," kata Taufik Kurniawan, Sabtu (10/12). Ia menyebut berdasarkan informasi yang ia terima, bom tiga kilogram dikemas dalam rice cooker dan disimpan dalam tas ransel.
Sasaran ledakannya adalah objek vital, bahkan infonya akan diledakkan di Istana Negara. "Coba bayangkan jika sore-malam ini, jaringan teroris di Bekasi tidak dapat dibongkar atau ditangkap oleh petugas, Nauzubillahiminzalik," ujarnya.
Karena itu ia cukup kaget ketika ada penangkapan dan penggerebekan teroris di Bekasi. Terlebih lagi di kediaman teroris tersebut ditemukan bom daya ledak tinggi, kurang lebih seberat tiga kilogram. Bahkan teroris yang berhasil ditangkap petugas adalah "pengantin", yang biasa disebut dalam jaringan teroris untuk bertugas sebagai pelaku bom bunuh diri.
Taufik menilai keberhasilan aparat membongkar potensi teror ini merupakan apresiasi juga terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar kediaman pelaku. Masyarakat yang ikut memberitahu dan melaporkan kecurigaan terhadap orang-orang yang tinggal di kediaman itu, sehingga langsung ditindaklanjuti petugas.
Untuk itu, Taufik berharap koordinasi dan kerja sama lembaga lembaga pemerintah dan swasta dan seluruh elemen bangsa untuk lebih digiatkan. Sehingga mampu meminimalisir potensi-potensi teror dalam masyarakat.