Ahad 11 Dec 2016 12:16 WIB

Perginya si "Mr Clean": Sketsa dari Seorang Asisten Pribadi

Marie Muhammad
Foto: dok Republika
Marie Muhammad

Oleh Lukman Hakiem, Mantan Anggota DPR/mantan staf M Natsir

Hari ini, Ahad, 11 Desember 2016, Pukul 01.40, seorang putra terbaik bangsa, Marie Muhammad, mantan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak era Suharto, yang juga dikenal sebagai "Mr. Clean", pulang dipanggil Sang Khalik. Tuhan agaknya telah merindukan kepulangan-Nya. Inna lillahi wainna ilaihi raaji'uun.

Secara pribadi, saya tidak mengenal sosok Marie. Namun jaman itu, ketika dipercaya memegang kendali otoritas keuangan negeri ini, baik sebagai Dirjen Pajak maupun Menteri Keuangan, almarhum sudah dikenal sebagai "Mr.Clean". Ironis memang. Di tengah isu korupsi yang dihembuskan atas Suharto dan lingkaran istana, ada "mutiara" yang bernama "Marie" dipercaya memegang otoritas keuangan negeri ini.

Bila dikatakan tak ada pejabat Muslim) yang bersih, apalagi mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Marie sesungguhnya telah menjadi pelajaran hidup yang luar biasa. Sayang zaman itu kita belum masuk era sosmed,era "lebay", era dimana "kebaikan" dan "keburukan" seorang pejabat bisa menjadi viral dan pada titik tertentu menyengaja diviralkan.

Tak banyak orang yang mengenal sosok seorang Marie.Namun kurang lebih satu minggu lalu, beruntung saya bertemu bekas asisten pribadi almarhum.Asisten yang sempat menemani ketika Marie menjadi pejabat, atau setidaknya saat beliau duduk sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI). Sempat sedikit bercerita, bagaimana kekaguman dirinya secara pribadi, melihat sosok pejabat yang diasisteninya. Sampai Bu Marie, dengan berseloroh selalu mengatakan,"Bapakmu ini sih nggak ada duitnya." Ini bukan isapan jempol, tapi secara pribadi memang disaksikan sendiri oleh asisten, sebut saja si Fulan namanya.

Bayangan kita bagi seorang mantan pejabat, apalagi mantan Dirjen Pajak, terlebih lagi mantan Menteri Keuangan, mungkin tak terhitung, berapa jumlah tabungan rupiah maupun dolarnya yang dihimpun. Tapi ternyata tidak bagi Marie. Marie malah nyaris tidak memegang uang bahkan untuk beberapa hal, buat kepentingan pribadi misalnya,  terpaksa pinjam dari Fulan sebagai asisten pribadinya. Walaupun pada gilirannya bakal diganti.

Marie pun sering tidak mau diberikan fasilitas business class ketika naik pesawat. Bahkan selalu menolak bila pejabat tertentu meng-upgrade tiketnya dari ekonomi ke business class bila melakukan kunjungan ke daerah. Marie pun tidak segan-segan mengembalikan uang negara hasil kunjungan kalau bukan haknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement