REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap sumbangan terbesar almarhum seniornya, Mar'ie Muhammad, adalah kepemimpinan dan komitmen untuk membangun institusi yang bersih dari korupsi dan konflik kepentingan.
"Sumbangan Pak Mar'ie menjadi sangat istimewa dan inspiratif karena dilakukan pada masa di mana korupsi dianggap sebagai praktik wajar bagi semua pejabat," kata Menkeu dalam keterangan resmi, Ahad (11/12).
Mar'ie Muhammad adalah Menteri Keuangan pada era Kabinet Pembangunan VI atau periode 1993-1998, setelah mengabdi sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pada 1988 hingga 1993.
Ma'rie yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 April 1939 ini bahkan dijuluki sebagai "Mr Clean" karena perjuangannya dalam memberantas korupsi ketika budaya koruptif masih merajalela.
"Pak Mar'ie tidak hanya tetap bersih dan sederhana namun juga memberikan contoh nyata bahwa komitmen terhadap integritas dapat ditegakkan meskipun halangan dan tantangan sangat besar. Ini teladan yang sangat berharga dan berarti bagi kami semua penerusnya," tutur Sri Mulyani.
Meskipun mengaku sangat berduka dan kehilangan, Sri Mulyani menganggap warisan sikap dan contoh perilaku Mar'ie Muhammad semasa hidup menjadi cerita abadi yang terus menyulut api perbaikan di Kementerian Keuangan dan Republik Indonesia. "Saya secara pribadi sangat berduka dan kehilangan pak Mar'ie yang telah banyak membantu saya dalam membangun Kementerian Keuangan yang bersih, profesional dan melayani. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan kesabaran dan kekuatan dari Allah SWT dalam menghadapi kedukaan dan kehilangan ini," kata Menkeu.
Mar'ie Muhammad wafat pada usia 77 tahun setelah menderita sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta. Jenazah Mar'ie akan akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, setelah disalatkan di Masjid Al Azhar.