REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Renata McDonald melihat sesuatu yang tidak beres di depan rumahnya ketika puluhan lebah mulai muncul di kusen jendela setiap pagi.
"Pada awalnya saya pikir mereka mungkin tinggal di atap, tapi saya perhatikan ketika saya meletakkan tangan saya di dinding rasanya seperti berdengung. Dinding saya terasa seperti ada kehidupan di dalamnya," katanya.
Dan memang benar begitu. Menurut peternak lebah yang dipanggil Renata ke rumahnya, ada 30 ribu jiwa di dalamnya.
"Ia melihatnya dan berkata, kita harus mengusir lebahnya, yang akan sulit karena kami harus menyingkirkan madunya juga," kata Renata.
Untuk membuang madu, sebagian dinding harus disingkirkan. "Dan tidak ada kontraktor di sini yang mau melakukannya. Untungnya ayah mertua saya adalah kontraktor, dan ia dengan gagah menjadi pahlawan kami,” ujar Renata.
Ia mengatakan, lebah-lebah itu cukup tenang mengingat keberadaannya tak diketahui selama berbulan-bulan. "Kami tak menyadari seberapa besar sarang lebahnya," ujarnya.
"Kami tinggal bersama selama beberapa waktu, dan jujur saja, saya merasa sedikit spesial karena mereka memilih rumah saya sebagai sarang mereka,” kata Renata.
"Pada awalnya, Anda tak ingin menyingkirkan mereka, karena kita semua tahu betapa pentingnya lebah, dan jika lebah menghilang, kehidupan seperti yang kita tahu juga akan hilang," katanya.
Tapi lebah-lebah itu harus pergi dari rumahnya, terutama ketika mereka mulai masuk ke dalam rumah.
Madu rumahan seberat 25 kg dibuang
Peternak lebah, Brad Coleman, memimpin upaya pengusiran lebah. "Saya berharap mereka akan bermukim kembali sebagai koloni," ucapnya.
Ia menempatkan "sarang induk" dari dalam dinding rumah ke dalam kotak perangkap yang tergantung di samping rumah. "Kemungkinan untuk bergerak ke dalam kotak perangkap begitu terbatas, tapi harapan saya, mereka akan berkumpul bersama, bergerombol kembali, dan mudah-mudahan menemukan lokasi baru," ujar Brad.
Ia mengatakan, kawanan lebah perkotaan bukanlah hal yang tak biasa, tapi insiden dengan skala ini jarang terjadi. "Sangat penting untuk membuang madunya. Ada kumbang dan ngengat yang bisa masuk, menghancurkan madu, bertelur, dan kemudian Anda mengalami kekacauan yang bahkan lebih buruk di dalam rumah," jelasnya.
Brad mengatakan, ia memastikan untuk mencicipi "madu rumahan asal Queensland" itu ketika hendak dibuang dari rumah. "Madu itu memiliki rasa lemon yang menarik, mungkin karena ia berasal dari Queensland, atau dari pohon lemon di depan," ujar Brad tertawa.
"Saya bilang, kami mengeluarkan setidaknya 25 kilogram madu. Butuh dua orang untuk mengangkat kotak perangkap di bagian belakang kendaraan. Beberapa sarang madu masih tersumbat, yang artinya bisa anda makan, tapi banyak sarang madu tak tertutup," ungkapnya.
Peternak lebah ini juga bertugas menjaga agar lebah menjauh dari ayah mertua Renata, saat sang ayah mencabut papan kayu.
"Dan mereka disebut kayu keras karena ada alasannya. "Lebah menjadi rewel. Dan setiap kali kami mencabut papan, kami harus menyemprotnya, menyingkirkan lebah, dan kemudian melepas papan berikutnya," ujar Peter McDonald sambil tertawa.
Peter tak melakukan tugas itu tanpa cedera. "Ya, mereka menyengat saya tiga atau empat kali," katanya.
Peter menyarankan para pemilik rumah untuk memeriksa aktivitas tak biasa di dalam dan di sekitar bangunan rumah. "Jika Anda melihat lebah masuk dan diam di sudut-sudut rumah, mungkin ada baiknya untuk menyelidiki," ujarnya.
Terlepas dari situasi yang sangat tak biasa dan membuatnya berakhir dengan sebuah lubang di rumahnya, dan seember besar madu, Renata tetap optimistis. "Saya bilang ke siapa saja bahwa semua orang akan mendapatkan madu untuk Natal!" canda Renata.
"Saya masih merasa cukup istimewa. Dan saya pikir kebun kami sebenarnya telah diuntungkan dari pengalaman ini," tuturnya.