Ahad 11 Dec 2016 15:48 WIB

Jalur Puncak Macet, Pengendara Dianjurkan tak Gunakan Jalur Alternatif

Red: Nur Aini
Kemacetan (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kemacetan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kemacetan arus lalu lintas kendaraan bermotor yang terjadi di jalur Puncak, menyebabkan banyak kendaraan yang memilih berputar arah masuk ke Kota Bogor, Jawa Barat untuk menggunakan jalur alternatif Tajur dan Cipaku, Ahad (11/12).

Kepala Satlantas Polres Bogor Kota AKP Bramastyo Priadji mengimbau pengendara yang hendak ke Puncak, untuk tetap menunggu di dalam tol. "Karena kalaupun menggunakan jalur alternatif, jika di Puncak sudah satu arah, tetap kendaraan tidak akan boleh lewat," kata Bram.

Menurut Bram, jika pengendara menggunakan jalur alternatif Tajur, tetap tidak akan diperbolehkan melintas ke Puncak, karena sedang diberlakukan satu arah menuju Jakarta. Ia mengatakan, pengendara yang beralih menggunakan jalur alternatif akan rugi dua kali, selain tidak diperbolehkan melintas menuju Puncak, juga tidak ada kepastian kapan jalur dibuka lantaran situasi arus di Kota Bogor juga sudah padat. "Akan lebih baik menunggu di tol, di sana ada rest area. Pengendara bisa santai sampai menunggu jalur Puncak dibuka, ada kepastian kapan jalur boleh dilintasi," katanya.

Menurut Bram, macet di jalur non-tol akan lebih sulit lagi, karena arus lalu lintas di Kota Bogor sudah cukup padat. Sementara, saat ini sudah mendekati magrib, jalur Puncak akan kembali dibuka. "Biasanya habis magrib jalur Puncak sudah dibuka lagi, lebih cepat kalau kita di dalam tol, bisa santai di rest area, dan tahu kepastian buka tutup jalur," kata mantan Kasat Lantas Polres Bogor tersebut.

Sementara itu, akibat banyak kendaraan yang beralih menggunakan jalur alternatif Jalan Tajur, kepadatan terjadi dari gerbang tol Jagowari menuju Baranangsiang, dan dari Baranangsiang menuju Jalan Raya Tajur.

"Kendaraan yang menuju Puncak masih banyak di rest area 39, antrean di gerbang tol Jagorawi sudah satu kilometer," kata Bram.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement