REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Salah satu terduga teroris berinisial NS yang ditangkap tim Densus 88 Anti Teror pada Sabtu (10/12) kemarin, mempunyai pekerjaan sebagai penjual sembako dan air mineral. NS menyewa sebuah ruko milik Widodo yang telah diserahkan pada putranya Aris di kawasan Waringinharjo, Cemani, Sukoharjo.
“Sudah dua tahun dia jualan sembako, tapi orangnya tidak pernah ngobrol dengan warga di sini, saya juga kalau ke warungnya itu sekedar beli lalu pulang,” tutur Thoyib seorang pedagang mi ayam yang berjualan di seberang jalan, depan ruko milik NS.
Thoyib mengungkapkan, ruko dua lantai dengan gerbang bercat hijau itu lebih tak setiap hari buka. Dalam beberapa kesempatan dia juga kerap menyaksikan sejumlah orang datang ke ruko tersebut dalam waktu lama. Menurut Thoyib, di ruko bernomor 80 B itu sering ada pengajian.
“Warungnya sering tutup, terus suka banyak orang pakai motor datang, katanya sih pengajian di ruko itu, tapi warga sini tidak ada yang ikut,” tambah Thoyib.
Aktivitas NS yang berjualan sembako pun dibenarkan Kapolresta Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano. Bahkan tak hanya berjualan, NS juga disebut sebagai pimpinan Azam Dakwah Center (ADC).
“Dia menyewa tempat ini (Ruko), yang bersangkutan menjual air isi ulang, sembako, selain itu kegiatan yang bersangkutan ada Azam Dakwah Center, jadi dia operatornya,” tutur Ruminio usai mengikuti penggeledahan yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri Anti Teror di Ruko milik NS pada Ahad (11/12) siang.
Dari penggeledahan di ruko, Densus menyita sejumlah barang yang dimasukan dalam tiga buah kardus, selain itu satu unit CPU dan sepeda motor berplat nomor AD 4315 ZW. Sementara itu tempat tinggal NS yang berada di Griyan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Surakarta juga ikut digeledah. Densus 88 menyita barang yang dimasukan dalam sebuah plastik hitam serta membawa istri dan anak NS.