REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menegaskan, pemimpin harus menjaga lisan agar tak sampai ada rakyat yang tersakiti. Hal itu, disampaikan Emil dalam acara Jalan Sehati dan Tabligh Akbar untuk memperingati HUT Daarut Tauhid ke 26, Senin (12/12).
Saat akan mulai pidatonya, Emil pun sempat bertakbir "Allahhu akbar" tiga kali. Emil bahkan mengajak ribuan jamaah untuk turut bertakbir agar sampai ke langit. "Doa kan, pemimpin ini menjaga lisannya, jangan sampai ada yang menyakiti rakyat. Ikhtiar, menjaga kesantunan dalam lisannya," ujar Emil.
Emil mengatakan, menjadi pemimpin ini hanya sementara dan tak ada yang abadi. Hal itu, ada pada Alquran Surat Al Imran yang mengingatkan, memimpin bukan segala-galanya. "Memimpin, hanya untuk ibadah pada Allah," katanya.
Emil pun meminta semua warga Kota Bandung untuk mendoakan pemimpinnya yang ada di Bandung, Jawa Barat, dan dan nasional. "Semua keputusan pemimpin kalau adil. Kota Bandung ini bisa aman," katanya.
Menurut Emil, peristiwa ini pun mengingatkan bahwa semua adalah pemimpin. Yakni, baik pemimpin untuk diri sendiri maupun pemimpin keluarga. "Saya bersama-sama pejabat di sini kebetulan diamanahi jadi pemimpin masyarakat. Jadi, kami-kami ini, harus hati-hati dan menjaga lisan. Karena, lisan bisa menggerakkan dan menghancurkan," katanya.
Dengan lisan, kata dia, Indonesia bisa merdeka dengan dibacakannya teks proklamasi. Dengan lisan juga bisa menghalalkan yang haram, misalnya saat ijab kabul. "Jadi harus benar-benar dijaga," katanya.
Emil pun berpesan pada masyarakat Bandung, untuk menjaga ketertiban dan toleransi. Karena sebentar lagi ada masyarakat Bandung yang akan menggelar natal dan menjalankan ibadahnya. "Jangan kita ganggu, kita biarakan," katanya.