REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Senator AS dari Partai Republik, John McCain, mengatakan tidak ada bukti dan informasi mengenai peretasan yang dilakukan Rusia saat pemilu AS berlangsung. Komentar McCain kontras dengan pernyataan CIA, bahwa Rusia melakukan intervensi yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil pemilu Presiden AS 2016.
Intervensi itu diduga tidak hanya menjadikan Partai Demokrat sebagai target peretasan. Peretasan juga dilakukan untuk memenangkan Donald Trump menuju Gedung Putih dan melemahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
"Sudah jelas bahwa Rusia menyusup ke kampanye kami. Tapi tidak ada informasi bahwa mereka berniat untuk mempengaruhi hasil pemilu, dan itulah mengapa kita perlu penyelidikan kongres," ujar McCain, Senin (12/12).
Sebelumnya, mengutip penjelasan pejabat AS, Washington Post mengatakan CIA telah mengidentifikasi individu-individu yang berafiliasi dengan Pemerintah Rusia. Mereka adalah peretas yang berhasil meretas ribuan surel milik Komite Nasional Demokrat, termasuk milik kepala tim kampanye Hillary Clinton, kepada Wikileaks.
Para peretas digambarkan sebagai individu yang dikenal dalam komunitas intelijen. Mereka menjadi bagian dari operasi Rusia untuk meningkatkan kemungkinan Trump dan mengurangi kesempatan Clinton untuk memenangkan pemilu.
"Tujuan Rusia adalah mendukung salah satu calon, membantu Trump untuk terpilih. Itu pandangan konsensus," ujar pejabat tersebut.