Selasa 13 Dec 2016 13:39 WIB

Agus Tampik Isu Punya Agenda Khusus di Kasus Ahok

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono didampingi isterinya saat kampanye di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono didampingi isterinya saat kampanye di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono tak ingin terlalu menanggapi pernyataan Ahok tentang isu penistaan agama itu sengaja digunakan elite politik untuk memenangkan perebutan kursi jabatan. Agus tak ingin banyak berkomentar lantaran dirinya tak memiliki agenda khusus dalam kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Ahok tersebut.

"Saya tidak mengomentari apa-apa karena saya tidak memiliki agenda khusus terkait isu ini, dan saya tidak pernah mendompleng apapun terkait isu ini. Sehingga saya akan tetap fokus terhadap apa yang saya jalankan sekarang," kata Agus di sekitar Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (13/12).

Namun begitu, Agus berpesan agar setiap permasalahan atau isu yang berkembang di masyarakat tidak selalu dikait-kaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta. Sebab, ada atau tidaknya Pilkada DKI Jakarta, isu penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Ahok tersebut akan mendatangkan berbagai reaksi di masyatakat.

"Jangan dikit-dikit segala sesuatunya dikait-kaitkan dengan Pilkada. Ada tidaknya pilkada atau Pilgub DKI ini, isu tersebut tentu akan menuai berbagai reaksi dari berbagai pihak, termasuk mereka yang merasa dirugikan dan merasa terkena dampaknya paling langsung," kata Agus.

Putra sulung SBY itu berharap, isu penistaan agama tersebut bisa dilihat secara jernih. Sebab, jika selalu dikait-kaitkan dengan Pilgub DKI Jakarta, maka permasalahan awalnya akan menjadi kabur dan tidak jelas.

"Tentu saya paham juga, dalam politik semuanya sangat mudah dihubung-hubungkan, yang akhirnya permasalahan awalnya menjadi blur, menjadi tidak jernih lagi," ucap Agus.

Ahok menajalani sidang perdananya dalam kasus dugaan penistaan agama pada Selasa (13/12). Saat membacakan nota keberatan di persidangan, Ahok menilai isu ini sengaja digunakan elite politik untuk memenangkan perebutan kursi jabatan dengan memecah belah rakyat.

"Ayat itu sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elite karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program dan integritas pribadinya," ucap Ahok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement