REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebuah jembatan penyeberangan orang di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur terputus, Senin (12/12) siang. Dampaknya, satu orang warga mengalami luka cukup serius dan di bawa ke rumah sakit.
Selain itu akses warga di sejumlah desa juga terputus akibat bencana tersebut. Lokasi jembatan tepatnya berada di Kampung Pajagan Desa Salamnunggal Kecamatan Cibeber. Jembatan tersebut menghubungkan Desa Salamnunggal dengan Desa Sukarama. "Jembatan putus akibat dilalui oleh banyak orang," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Suparman kepada Republika.co.id Selasa (13/12).
Infomasi yang diperolehnya jembatan ambruk ketika dilalui sebanyak 23 orang secara bersamaan. Asep menerangkan, jembatan tersebut memang terbuat dari bambu dan ada bentangan baja. Panjang jembatan mencapai sekitar 63 meter dan lebar 1,20 meter. Jembatan itu hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor.
Menurut Asep, warga yang melintas tersebut adalah peziarah ke sebuah makam di Desa Salamnunggal. Namun, naas mereka akhirnya terjatuh ketika melintas di jembatan. Dari 23 orang korban hanya satu orang korban yang mengalami luka serius dan harus dibawa ke rumah sakit.
Diduga kondisi jembatan sudah lapuk termakan usia. Sehingga ketika dilintasi banyak orang maka tidak kuat dan akhirnya bentangan baja lepas. Asep mengatakan, kini petugas BPBD tengah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membangun jembatan darurat. Hal ini untuk bisa membuka akses warga di sejumlah desa di sana.
"Perahu karet juga siap diturunkan untuk membantu warga melintasi sungai," terang Asep.
Keberadaan perahu ini untuk membantu warga selama proses pembangunan jembatan darurat dilakukan. Sebenarnya lanjut Asep, akses warga di kedua desa masih bisa melalui jalan lain. Namun, waktu tempuh diperkirakan akan lebih lama dibandingkan melalui jembatan tersebut.
Kepala Desa Salamnunggal Endang membenarkan jembatan yang ambruk tersebut usianya sudah tua. "Pembangunannya dilakukan sejak sepuluh tahun lalu dan hingga sekarang belum pernah diperbaiki," imbuh dia kepada wartawan.
Rencananya kata Endang, jembatan tersebut baru akan diperbaiki pada 2017. Sebelum diperbaiki lanjut dia jembatan tersebut malah ambruk.
Endang menuturkan, jembatan tersebut dipilih sebagian warga terutama peziarah karena menjadi jalan pintas. Pasalnya, bila melalui jalur lain maka akses ke tempat ziarah atau makam menjadi lebih jauh. Endang menambahkan jembatan tersebut juga maksimal dilalui oleh sebanyak empat orang.
Pada saat kejadian ada sekitar 23 orang yang melintas secara bersamaan. Beruntung terang Endang, pada saat kejadian arus sungai tidak terlalu kencang sehingga para peziarah yang terjatuh masih bisa diselamatkan. Meskipun ada seorang warga yang mengalami luka-luka.