REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) membangun Waduk Napung Gete plus jaringan irigasinya di Kabupaten Sikka, NTT. Pembangunan waduk ini sebagai upaya meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani mengatakan Waduk Napung Gete merupakan kolaborasi antar kementerian dan pemerintah daerah dalam mewujudkan swasembada pangan di NTT. NTT yang selalu dipahami masyarakat yakni identik dengan kekeringan, kini mempunyai harapan baru. Kini di sebuah Desa Ilin Medo Kecamatan Waiblama akan dibangun waduk luasnya sekitar 161 ha.
"Operasi awalnya waduk ini akan mengairi sekitar 300 hingga 400 ha lahan pertanian. Adanya waduk ini mampu munculkan ekspresi orang NTT yakni 'air su dekat, senangnya minta ampun'. Artinya air sudah dekat kami semua bergembira mendapatkannya," kata Ani yang juga sebagai penanggung jawab Program Upaya Khusus Swasembada Pangan di NTT saat meninjau lokasi waduk sekaligus melakukan pencanangan tanam serentak jagung di Sikka, Jumat (9/12).
Ani menuturkan target pengembangan jagung di Sikka untuk periode Oktober 2016 hingga Maret 2017 mencapai 18 ribu ha dan masa tanam April-September 2017 sebesar 146.238 ha atau 360.063 ha. Sedangkan untuk NTT target tanam jagung sebesar total 233 ribu ha. Saat ini baru tertanami sejak Oktober sampai 12 Desember 2016 sebesar 73.530 ha karena masih menunggu hujan yang diperkirakan akan merata mulai pada 10 hari kedua bulan Desember 2016.
"Sikka kini siap mengembangkan jagung untuk kebutuhan lokal dan kerjasama dengan GPMT, siap mencarikan pengusaha pengumpul dan meningkatkan populasi tanaman per hektarnya yang semula hanya 30 ribu tan/ha menuju 60 ribu tan/ha. Dengan demikian produktivitasnya diharapkan akan meningkat dari 2,5 ton per ha menuju 5.0 ton per ha.
Ani menyampaikan peningkatan produktivitas jagung tersebut dengan cara penggunaan benih hibrida dan populasi tanaman yang sekarang ini belum sepenuhnya dengan larikan berjajar diubah menjadi larikan sehingga populasi minimal 50.000 hingga 60.000 tanaman/ha.
"Capaian luas tanam jagung NTT pada bulan desember ini sampai dengan 12 Desember 2016 telah mencapai 19.988 ha. Capaian ini merupakan urutan ke dua setelah Sumatera Utara 27.446 ha," kata dia..
Untuk diketahui, Berdasarkan Angka Tetap (ATAP), BPS NTT, produksi jagung NTT di tahun 2015 sebesar 685.081 ton sedangkan 2014 sebesar 647.110 sehingga naik 5,9 persen. "Kenaikan ini karena program upaya khusus swasembada pangan," meskipun di kondisi ada el nino," kata Ani.