REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Strategis (Puskas) Baznas, Irfan Syauqi Beik menjelaskan, penyusunan Indeks Zakat Nasional (IZN) telah melalui penelitian berbasis mixed methods, yakni yang mengintegrasikan metode kuantitatif dan kualitatif.
Komponen pembentuk IZN menggunakan metode kualitatif, sedangkan model estimasi penghitungannya melalui metode kuantitatif. Irfan menambahkan, IZN saat ini merupakan yang pertama kalinya di dunia dalam hal kajian komprehensif untuk menggambarkan pengelolaan zakat secara nasional.
Sejauh ini, sudah ada enam kajian tentang indeks zakat. Namun, baru Indonesia yang menerapkannya. Dia berharap, Indonesia selain menjadi pionir, juga bisa menjadi rujukan bagi negara-negara lain.
"Kalau kita lihat negara-negara lain, itu mereka belum punya indeks-indeks (zakat) yang dipakai secara nasional, dipublikasikan resmi, sehingga menjadi salah satu tolak ukur," kata Irfan Syauqi Beik saat ditemui di sela-sela acara "Diseminasi IZN", di Sofyan Hotel Betawi, Jakarta, Selasa (13/12).
(Baca: Baznas Petakan Potensi Zakat Indonesia)