REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang pendaki tewas di lereng Gunung Arjuno karena tersambar petir. Korban meninggal atas nama Bimantara yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Sementara dua orang lainnya yang juga tersambar petir mengalami luka dan tidak bisa berjalan.
Informasi yang diperoleh dari Kabid Penanggulangan dan Logistik BPBD Malang Bagio Setiono menyebut kejadian diketahui pada Selasa (13/12) pada pukul 12.00. Petugas bernama Yanto yang berada di Pos 2 Gunung Penanggungan menerima informasi melalui frekuensi radio komunikasi 2 meterband dari Rusli (call sign Ranting/Team dari Trawas).
"Info menyebutkan ia bersama lima orang lainnya sedang melakukan pendakian ke Gunung Arjuno dan ada pendaki yang tersambar petir," terang Bagio pada Rabu (14/12) di Malang.
Kelompok pendaki ini berjumlah delapan orang dari Unesa Jurusan Kependidikan Keolahragaan. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh petugas Pos Pendakian Penanggungan. Petugas langsung meluncur ke Pos Pendakian Welirang yang berada di Tretes dan melaporkan kejadian tersebut dan diterima petugas Pos Welirang.
Pada pukul 16.30 ketua rombongan yang mengalami musibah yaitu Nur Ali Ridho bersama satu orang lainnya juga sudah sampai di Pos Tretes untuk melaporkan kejadian tersebut di Pos Tretes. Berdasarkan informasi yang diberikan Nur Ali Ridho, posisi korban berada di Watu Gedhe di atas Lembah Kijang. Posisi tersebut kira-kira berjarak satu kilometer dari puncak Arjuno.
Kepala UPT Taman Hutan Rakyat (Tahura) R Soerjo, Murbandanto, saat dihubungi Republika pada Rabu (14/12) siang mengatakan proses evakuasi ketiga korban masih berlangsung. Evakuasi dilakukan oleh para personel Tahura dan BPBD. "Keluarga sudah menunggu di bawah," jelas Murbandanto.
Menurutnya pada waktu kejadian para pendaki berada di tanah lapang. Itulah sebabnya mereka tersambar petir saat hujan deras. Murbandanto mengatakan pendaki tersambar petir merupakan kecelakaan yang jarang terjadi di Gunung Arjuno. Bahkan menurutnya ini baru pertama kali terjadi.