REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan daya tahan anak-anak Aceh kuat dalam menghadapi berbagai cobaan termasuk bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya. Anak-anak korban gempa dengan cepat bangkit dari peristiwa besar yang sudah mengubah hidup mereka.
"Kalau saya melihat sepintas, anak-anak Aceh daya tahannya bagus sekali, mereka cepat bangkit," kata Seto Mulyadi di Pidie Jaya, Rabu (14/12).
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan sejak sehari kedatangannya pertama kali pascagempa pada Rabu (7/12) pagi, dia melihat anak-anak Aceh sudah bisa tertawa, ceria dan bergandengan tangan.
"Salut sekali mereka cepat bangkit. Pengalaman bencana menguatkan mereka," tambah Kak Seto.
Provinsi Aceh sebelumnya juga terdampak bencana dahsyat gempa bumi disusul tsunami yang menewaskan sekitar 200 ribu orang pada 26 Desember 2004. Sebagai daerah yang rawan bencana, memang sudah seharusnya anak-anak "akrab" dengan bencana sehingga tidak mudah kaget dan terbawa suasana hingga trauma, katanya.
Karena itu menurut dia, penanganan trauma korban tersebut anak-anak harus lebih awal dilakukan sehingga luka jiwa akibat bencana tidak terus membekas. Sebagai daerah berjuluk Serambi Makkah, menurut Kak Seto, terapi psikososial harus juga dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai yang mereka yakini agar tetap ikhlas dan tetap bersyukur.
Kak Seto sejak Kamis (8/12) telah berada di Aceh memberikan terapi psikososial kepada anak-anak korban gempa di Pidie Jaya melalui kegiatan terapi bermain.