REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Polisi menangkap delapan pelaku kasus pembacokan siswa SMA Muhammadiyah I (Muhi) Yogyakarta hingga tewas di Jalan Imogiri-Panggang, Dusun Lanteng Selopamioro Imogiri Bantul, Senin (12/12). "Sampai sekarang para pelaku dalam pemeriksaan dalam waktu 1x24 jam, kalau unsur memenuhi kami lakukan penahanan terhadap para pelaku. Hasil pemeriksaan awal motifnya hanya lirik-lirikan mata,’’ kata Kapolda DIY Brigjen (Pol) Ahmad Dofir, Rabu (14/12).
Dia menjelaskan, awalnya, para siswa Muhi menggunakan sepeda motor pulang dari tenpat wisata, kemudian bertemu di jalan dengan para pelaku yang juga menggunakan sepeda motor. Para pelaku merasa dilirik oleh siswa Muhi lalu berbalik dan mengejar. Dofiri mengatakan, tampaknya memang ada beberapa orang yang selalu membawa senjata setiap jalan. "Ketika mereka pulang sekolah, selalu ada membawa senjata," katanya.
Kapolda DIY belum tahu siapa pelaku utamanya, karena Kapolres Bantul masih melakukan verifikasi satu per satu pelaku yang ditangkap. Dofiri sudah bertemu dengan Kepala Sekolah SMA Muhi dan Ketua DPW Muhammadiyah DIY untuk menjamin tidak akan terjadi tindakan balasan.
"Hari ini ada pemakaman korban siswa Muhi yang meninggal, kami berharap jangan sampai melakukan tindakan balasan dendam yang tidak tahu diarahkan ke mana atau tindakan lain yang memperkeruh suasana," katanya.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan, DPRD DIY memberi dukungan penuh kepada pihak aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus itu secara hukum. "Tanggal 28 Desember nanti kami akan mengundang isntansi terkait diantaranya Dinas Pendidikan dan seluruh instansi terkait lainnya seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Kanwil Hukum dan HAM agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali,’’ katanya.