REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kota Mataram telah memiliki 25 unit Bus Rapid Transit yang diluncurkan pada 21 November lalu untuk melintasi sejumlah ruas jalan di Ibu Kota Provinsi NTB. Koordinator Program Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (Mampu Bakti) Sub Office NTB Nurjanah mengaku senang dengan kehadiran BRT ini.
"Bersih, wangi, dan dilengkapi koleksi musik kekinian," katanya kepada Republika.co.id di Mataram, Rabu (14/12).
Dengan kapasitas penumpang hingga 70 orang, bus dengan warna dominan biru ia nilai cukup ramah terhadap perempuan dan anak-anak.
"Saya pun diajak ikut merasakan naik bus sekolah. Senang banget rasanya, maklum masa sekolah dulu hanya jalan kaki sampai jarak 2 km," ungkapnya.
Dari hasil pengalamannya, ia mencatat ada sejumlah hal yang perlu dibenahi dalam sistem angkutan umum massal (SAUM) tersebut, diantaranya untuk lebih memperbanyak jumlah halte. Titik penjemputan, lanjutnya, berbasis halte, untuk memudahkan konsentrasi jumlah anak sekolah yang akan diantar-jemput.
Selain itu, ia menilai perlunya regulasi yang memastikan publik menggunakan fasilitas bis sekolah lantaran di sepanjang jalan, masih sangat banyak anak-anak belum berumur 17 tahun membawa kendaraan pribadi. Menurutnya, para pelajar pun gembira dengan adanya BRT, yang membuat para orang tua bisa langsung menuju tempat kerja tanpa harus mengantar dan menjemput anaknya saat ke sekolah.
"Informasi jadwal, rute yang dilalui bis sekolah masih belum jelas dan perlunya semua pihak menyosialisasikan keberadaan bus sekolah gratis. Alhamdulillah, sudah mulai banyak yang memanfaatkan. Sukses," katanya.