Rabu 14 Dec 2016 20:39 WIB

Indonesia-India Sepakati Peningkatan Kerja Sama Investasi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
  Pewarta foto mengabadikan model yang berpose di samping mobil Tata Vista GZX 1.4L MT produksi Tata Motors India saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (10/9).    (Republika/Amin Madani)
Pewarta foto mengabadikan model yang berpose di samping mobil Tata Vista GZX 1.4L MT produksi Tata Motors India saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (10/9). (Republika/Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong melakukan langkah aktif untuk meningkatkan investasi dari luar negeri dengan bertemu dengan 20 CEO India dan 5 CEO Indonesia dalam kunjungan resmi kenegaraan bersama dengan Presiden RI Joko Widodo ke India pada Selasa, (13/12) lalu.

Thomas menyebut, dalam pertemuan ini Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia.  Apalagi pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini positif, hal ini dinilai dapat mendorong pertumbuhan bisnis terutama di bidang e-commerce, pariwisata dan manufaktur.

Menurut Thimas, saat ini pemerintah sudah banyak mengeluarkan kebijakan yang mendukung kemudahan bagi para pebisnis, sehingga dengan banyaknya potensi di Indonesia akan banyak peluang bisnis terbuka bagi para investor. Investasi merupakan kunci dari perekonomian Indonesia saat ini, sehingga kita perlu mengubah, menyederhanakan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dalam berbisnis.

Tom menambahkan bahwa berbagai inovasi terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan bagi para investor. Deregulasi berbagai jenis peraturan dan perizinan, layanan izin investasi 3 jam serta pengampunan pajak yang sudah diluncurkan menjadi usaha-usaha pemerintah untuk menarik minat investor.

"Banyak peluang di Indonesia, tapi kita juga perlu memberikan service yang baik bagi para investor. Selain itu juga kami berusaha agar investasi ini bias merata di berbagai daerah dan sektor. Supaya pembangunan dan penyerapan tenaga kerja merata," kata Thomas melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/12).

Dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narendra Modi di Hyderabad House, New Delhi, telah ditandatangani kesepakatan 'Standardisasi Perdagangan' antar kedua negara. Hal ini diyakini dapat meningkatkan perdagangan dan mendukung kerja sama di sektor ekonomi.

Peningkatan kerja sama ekonomi, terutama diversifikasi perdagangan antara Indonesia dengan India menjadi isu utama pertemuan bilateral tersebut. Selain itu, kedua negara terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang investasi.

Dari data BKPM, pada Januari-September 2016 India berada pada posisi ke-25 dengan nilai realisasi mencapai 37,76 juta dolar AS dengan total 335 proyek. Nilai ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015 dengan realisasi investasi mencapai 33,2 juta dolar AS dengan total 145 proyek. Di tahun 2016, realisasi investasi asal India terbesar pada sektor perdagangan besar tekstil, pakaian dan alas kaki yang mencapai 16,42 juta dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement