Rabu 14 Dec 2016 21:06 WIB

Minimalkan Aksi Klitih, Dinas Pendidikan Pertemukan Pelajar Yogyakarta

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
geng motor
Foto: Antara
geng motor

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aksi klitih (kekerasan dengan memakai motor) pelajar yang berujung kekerasan hingga menewaskan satu pelajar SMA Muhammadiyah I Yogyakarta menjadi keprihatinan tersendiri di dunia pendidikan di Yogyakarta. Meskipun aksi tersebut terjadi di luar kompleks sekolahan dan dil uar jam sekolah, namun hal tersebut menjadi perhatian khusus Dinas Pendidikan Yogyakarta.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Hery Suasana mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan kegiatan yang mempertemukan pada pelajar yang sering klitih di Yogyakarta. "Kita kerja sama dengan pihak sekolah yang sudah memiliki peta pelajar mana saja yang sering klitih," ujarnya, Rabu (14/12).

Para pelajar di Yogya yang sudah diindikasi sering klitih ini kemudian dikumpulkan dalam satu forum. Mereka kemudian diikutkan outbond dengan beberapa tahap pelaksanaan. Outbond sendiri digelar bekerjsama dengan TNI dan Polri di DIY. "Anak-anak yang kelebihan energi ini kita outbond-kan bareng," katanya.

Dalam satu tahap pelaksanaan outbond digelar selama 3 hari. Dengan beberapa treatment permainan yang mengutamakan kesadaran bersama, gotong royong dan kebersamaan ini pihaknya optimis aksi klitih pelajar semakin berkurang. "Kegiatan ini sudah kita gelar sejak 2012 dan akan terus kita kembangkan lagi," ujarnya.