REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Pemerhati anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, memberikan penguatan kepada Tim Psikososial Kementerian Sosial RI, dalam upaya memulihkan dan menyembuhkan trauma anak-anak korban gempa Aceh.
''Kak Seto merupakan bagian dari tim Kemensos. Beliau kita libatkan untuk membantu mempercepat pemulihan trauma anak-anak,'' kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, dalam keterangan persnya, Rabu (14/12).
Menurutnya, Kak Seto sudah berpengalaman dalam penanganan psikososial anak-anak korban bencana. Khofifah berharap, tim Psikososi dapat melakukan penyembuhan trauma lebih dini dan menggunakan metode yang tepat agar korban bisa segera dipulihkan.
Kak Seto tiba di Pidie Jaya, Rabu siang bersama Henny, yang juga akan menghibur anak-anak korban gempa. Ini merupakan kedatangan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya pada Kamis (8/12) atau sehari setelah gempa ia terbang ke Aceh untuk segera memastikan penanganan trauma anak-anak.
Sebanyak 33 anggota Tim Psikososial terdiri dari TAGANA, Dosen Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, Sakti Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial), Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), TKSK dan para relawan sosial.
Kak Seto mengatakan, terapi psikososial bagi korban gempa Aceh terutama anak-anak harus dilakukan sedini mungkin. Sebab, luka jiwa yang membekas pada anak-anak akan menimbulkan perasaan mudah takut, mudah curiga, tidak percaya, hingga tidak bisa bekerja sama.
''Dengan treatment psikologis yang lebih awal, ibaratnya luka ya segera diobati jadi tidak membekas terlalu dalam,'' tambahnya.
Tim Kemensos juga melibatkan kalangan profesional yakni Psikolog dan Pekerja Sosial di Aceh. Tim juga akan melakukan monitoring secara terus menerus perkembangan pemulihan anak-anak minimal hingga tiga bulan ke depan.