REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir akibat gelombang pasang air laut atau yang dikenal dengan istilah rob masih melanda ribuan rumah warga di pesisir Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu (14/12). Mereka meminta agar ada pengerukan sungai yang mengalir menuju desa mereka untuk meminimalisasi banjir rob.
Salah seorang warga setempat, Komarudin menjelaskan, banjir mulai melanda sekitar pukul 08.00 WIB. Meski tak separah Selasa (13/2), namun air tetap masuk ke dalam rumah warga. ‘’Di rumah saya di bawah lutut. Kemarin mah ketinggian air sampai sepaha,’’ tutur Komarudin.
Kepala Desa Eretan Wetan, Edi Suhaedi, menambahkan, selain menggenangi rumah, air rob juga merendam sekolah-sekolah di desanya. Di antaranya, SDN Eretan Wetan 1, SDN Eretan Wetan 2 dan Madrasah Ibdtidaiyah (MI) Al Ikhlas. ‘’Hari ini para siswa di sekolah-sekolah itu masih diliburkan, sama seperti kemarin,’’ kata Edi.
Edi menyatakan, rob yang selalu terjadi setiap bulan purnama tersebut telah mengganggu perekonomian warganya yang sebagian besar merupakan nelayan dan pengusaha ikan asin. Meski pelelangan ikan masih berjalan, namun pengangkutan ikan tersebut terganggu karena jalanan terendam air.
Begitu pula usaha pembuatan ikan asin yang dikelola sejumlah warga Desa Eretan Wetan. Mereka kesulitan menjemur ikan. ‘’Setiap rob datang, aktivitas perekonomian warga pasti terganggu,’’ terang Edi.
Edi berharap, ada upaya pengerukan Sungai Ciperawan dan Cilalanang yang mengalir menuju Desa Eretan Wetan. Pasalnya, kedua sungai itu tingkat sedimentasinya sangat tinggi sehingga tidak dapat menampung banyak air kiriman dari hulu.
Edi mengakui, pengerukan sungai memang tidak bisa mencegah rob berasal dari gelombang pasang air laut. Namun, dengan adanya pengerukan sungai, maka setidaknya dampak dari rob bisa diminimalisasi. ‘’Selama ini rob sering diperparah dengan banjir kiriman dari hulu. Nah, kalau sungainya dikeruk kan mending, air dari hulu bisa banyak tertampung sehingga tidak meluber ke pemukiman warga,’’ tegas Edi.
Edi mengaku sudah pernah mengajukan permintaan itu kepada Pemkab Indramayu. Namun, hingga kini permintaan tersebut belum dikabulkan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, saat dikonfirmasi, menyatakan, untuk membahas masalah pengerukan sungai, akan dilakukan rapat darurat yang dipimpin wakil bupati.‘’Nanti dalam rapat itu akan dibahas soal pengerukan sungai maupun pembersihan sungai dari sampah-sampah,’’ ujar Edi.