REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kementerian Agama menyelenggarakan Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Sektor Agama di Wisma Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan memberikan dan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan melalui perspektif agama. Sosialiasi ini berlangsung selama dua hari, 14-15 Desember 2016.
Mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kepala Biro Umum Syafrizal mengatakan bahwa penularan HIV dan AIDS dimungkinkan terjadi akibat perilaku yang jauh dari agama. "Agama merupakan salah satu benteng dalam berperilaku, seseorang dengan kontrol agama yang kuat kemungkinan terjangkit HIV dan AIDS sangat kecil," ujarnya.
Oleh karenanya, agama merupakan pondasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai upaya menekan perkembangan kasus HIV dan AIDS, ada sejumlah program yang akan dikembangkan Kementerian Agama. Antara lain mengintensifkan peran dan keterlibatan penyuluh agama terutama di daerah wisata.
Kabupaten Cianjur dan Bogor sebagai salah satu daerah wisata tidak terlepas dari ancaman penularan HIV dan AIDS. Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur, selama Januari-Juli, di Kabupaten Cianjur terdapat 52 kasus HIV AIDS. Sedangkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebutkan 2.403 orang ada di kota bogor dan 1.034 orang di kabupaten Bogor terjangkit virus HIV.
Kegiatan ini dihadiri oleh 71 orang yang berasal dari Kementerian Agama Pusat, Kankemenag Kab Cianjur, Kankemenag Kab Bogor, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, serta lembaga keagamaan. Diharapkan nantinya aparatur Kementerian Agama, tokoh agama yang merupakan peserta kegiatan ini dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS dengan menyampaikan kepada masyarakat luas.
Selain itu, melalui kegiatan ini, dapat menghasilkan booklet agar dapat dibaca oleh masyarakat serta pedoman umum bagi penyuluh di lapangan tentang penanggulangan AIDS melalui sektor agama.