Kamis 15 Dec 2016 15:41 WIB

Impor Indonesia November 2016 Melonjak 10 Persen

Red: Nur Aini
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan impor Indonesia pada November 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 10 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dari 11,50 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 12,65 miliar dolar AS.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan kenaikan impor didorong peningkatan impor mesin dan peralatan listrik mencapai 210,3 juta dolar AS atau mencapai 15,23 persen.

"Impor juga naik cukup tinggi, dan jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya kenaikan tercatat sebesar 9,88 persen," kata Sasmito dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (15/12).

Beberapa kenaikan impor yang terjadi pada November 2016 selain mesin dan peralatan listrik adalah mesin dan peralatan mekanik sebesar 149,8 juta dolar AS, perhiasan permata 115,3 juta dolar AS, perangkat optik 86,7 juta dolar AS serta senjata dan amunisi sebesar 51,3 juta dolar AS. Impor nonmigas November 2016 mencapai 10,90 miliar dolar AS atau naik 9,39 persen jika dibandingkan Oktober 2016. Demikian pula apabila dibandingkan November 2015 naik 10,31 persen.

Sementara impor migas pada November 2016 mencapai 1,76 miliar dolar AS atau naik 13,89 persen jika dibandingkan Oktober 2016. Jika dibandingkan November 2015 naik 7,27 persen. Secara kumulatif nilai impor Januari-November 2016 mencapai 122,86 miliar dolar AS atau turun 5,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2015.

Kumulatif nilai impor itu terdiri dari impor migas sebesar 17,07 miliar dolar AS yang turun 25,17 persen, dan nonmigas 105,79 miliar dolar AS atau turun 1,87 persen. Pada periode Januari-November 2016, impor dari Cina mencapai 27,55 miliar dolar AS atau mencapai 26,04 persen dari total impor Indonesia dari dunia. Kemudian diikuti oleh Jepang sebesar 11,84 miliar dolar AS atau 11,20 persen, dan Thailand 7,95 miliar dolar AS atau 7,52 persen. "Untuk impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,57 persen, sementara dari Uni Eropa 9,18 persen," kata Sasmito.

Nilai impor golongan bahan baku penolong pada periode yang sama tercatat mengalami penurunan sebesar 6,77 persen, dan barang modal juga turun 10,57 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 13,07 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement