REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei yang dilakukan sejak 3-11 Desember 2016, Kamis (15/12). Dalam pemaparannya Direktur LSI, Dodi Ambardi mengatakan rebound atau kenaikan elektabilitas dari responden terhadap calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada survei terakhir yang dilakukan.
"Pada satu bulan terakhir di Desember ini ada sedikit rebound untuk Ahok meskipun tidak ada kemungkinan itu akan naik terus, tapi paling tidak Pilkada DKI ini akan menjadi kompetitif lagi," kata dia kepada wartawan, Kamis (15/12).
Kenaikan elektabilitas Ahok pada survei LSI ini melihat dalam beberapa bulan terakhir yang sempat terguncang dengan kasus penistaan agama. Sebelumnya ia melacak memang sempat turun drastis dan akan habis dukungan terhadap Ahok sebagai pejawat.
Ia mengungkapkan dari survei November elektabilitas terendah Ahok berada di 19,4 persen. Angka ini dibawah elektabilitas Agus yang berada di 22,3 persen, dan di atas Anies yang berada di angka 17,4 persen di November lalu. "Sedikit naik, tapi bukan kemudian seperti prediksi awal-awal Ahok akan satu putaran," ujarnya.
Dodi mengungkapkan hasil survei terbaru, yang membuat Ahok mengalami kenaikan elektabilitas dikarenakan beberapa proses yang berlangsung. Di antaranya proses Ahok yang meminta maaf, dan proses hukum kasus Ahok yang sedang berjalan.
Selain itu, menurutnya, masyarakat Ibu Kota lebih obyektif terkait Ahok. Publik Jakarta melihat kinerja dan kebijakan Ahok selama memimpin Jakarta dianggap cukup memuaskan. Ini terbukti dengan hasil survei kinerja pejawat yang menunjukkan 'Cukup Puas' di angka 59 persen. "Meningkat sedikit dari bulan lalu yang 58 persen," terangnya.
Kinerja pejawat di beberapa bidang dinilai cukup memuaskan oleh responden di antaranya program Pemprov DKI Jakarta selama Ahok menjabat gubernur. Program penanggulangan banjir yang cukup memuaskan di angka 69 persen, dan penanganan sampah di 76 persen.
Walaupun ada catatan kurang puas di kinerja mengurangi kemacetan yang cukup besar di angka 55 persen. Namun, menurutnya, secara keseluruhan kinerja Ahok termasuk program Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat cukup dikenal warga Jakarta.
"Jadi setelah huru hara kasus penistaan agama terkait Almaidah 51 kemarin, Ahok mengalami kenaikan karena publik Jakarta kini lebih obyektif," jelasnya.