REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Indra J Piliang mengakui memang ada beberapa anomali dalam hasil survei Pilkada DKI Jakarta. Anomali yang ia maksudkan adalah proses survei di lapangan, kendala yang ditemui di Jakarta sangat berbeda bila dilakukan di luar Jakarta.
"Kalau soal anomali dalam survei, Jakarta memang pusat anomali, karena ada beberapa responden yang sulit ditembus dan ditemui. Akibatnya sering kali surveiyor Pilgub DKI, mengambil sampel yang berbeda, sehingga hasil survei bisa terkontaminasi," kata Indra di saat rilis hasil temuan Lembaga Survei Indonesia, Kamis (15/12).
Ini menanggapi terkait rilis survei bahwa pasangan Anies-Sandi masih berada di urutan terbawah dari dua pasangan calon lain Agus-Sylvi dan Ahok Djarot. Terlebih dari hasil survei ini, dalam satu bulan terjadi perubahan cukup drastis terkait elektabilitas calon pejawat. "Melihat hasil survei adanya perubahan drastis hanya dalam satu bulan, ia melihat itu tidak mungkin," ujarnya.
Namun Indra tidak ingin berusaha menolak hasil survei tersebut. Menurutnya terkait Pilkada DKI saat ini banyak isu yang berhimpit sehingga mengaburkan substansi program para cagub.
"Saya sebagai warga jakarta, melihat permasalahn warga jakarta tidak sekadar seperti isu yang berkembang sekarang. Sehingga isunya berhimpitan dan membuat banyak program program kampanye cagub akhirnya tidak dilihat masyarakat," jelasnya.
Karena itu ia bersyukur ketika survei LSI menunjukkan publik Jakarta khususnya responden yang disurvei mulai menunjukkan obyektifitasnya. Terutama setelah proses terkait kasus penistaan agama berjalan. Tidak lagi hanya terbawa emosi terkait isu agama yang menjadi mengalihkan perhatian dalam beberapa bulan terakhir.
Ia optimistis kalau publik Jakarta kembali obyektif dan rasional, pasangan Anies-Sandi akan bisa masuk dalam putaran pertama. Ia yakin Anies-Sandi akan maju di putaran pertama dengan Agus-Sylvi.
Dalam rilis survei LSI terbaru elektabilitas pasangan Anies-Sandi berada di angka 23,9 persen, sedangkan elektabilitas Agus-Sylvi berada di angka 31,8 persen dan elektabilitas Ahok-Djarot berada di angka 26,5 persen.
Survei ini dilakukan sejak 3-11 Desember 2016, dengan jumlah sampel 800 orang, margin of error 3,5 persen, tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kecamatan yang terdistribusi secara proporsional.
Baca juga, Agus Yudhoyono Ungguli Ahok dalam Survei Terbaru.