REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan prgram transmigrasi 2017 akan dilakukan secara lokal. Meski demikian, program transimgrasi antar daerah tetap akan dibuka untuk daerah tertentu.
"Transmigrasi 2017 akan kita fokuskan kepada transmigrasi lokal. Secara teknis, program ini akan menyediakan permukiman tetap untuk warga yang hidupnya masih nomaden," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (15/12).
Dia mencontohkan program ini akan menyasar warga Papua dan Kalimantan yang sebagian masih hidup secara berpindah-pindah. Dengan transmigrasi lokal, masyarakat didorong hidup menetap. Menurut Eko, kehidupan secara menetap mendorong hidup masyarakat lebih tertib. Setelah itu, masyarakat diharapkan mampu memperoleh pendapatan secara tetap.
"Dengan hidup menetap, kemampuan ekonomi semakin membaik sehingga dapat menjamin hidup generasi mudanya dengan lebih stabil," katanya.
Diprioritaskannya program transmigrasi lokal ini bertujuan mengurangi terjadinya kesenjangan antara penduduk asli daerah tujuan dengan para transmigran. Eko mengakui, kesenjangan kesejahteraan membuat program transmigrasi antar daerah harus dievaluasi.
"Kami dorong dulu masyarakat lokal untuk sejahtera. Setelah itu, jika masih ada daerah yang kekurangan penduduk bisa menerima transmigran dari luar daerah," jelasnya.
Namun, Kemendes PDTT tetap akan membuka program transmigrasi antar daerah. Kuota untuk transmigrasi rencananya lebih kecil jika dibandingkan kuota transmigrasi lokal.
Transmigrasi antar daerah nantinya menyasar beberapa daerah seperti Kalimantan Utara dan Sumatera. Eko memperkirakan, kuota seluruh transmigran baik lokal maupun antardaerah pada 2017 tetap sama dengan tahun ini, yakni 3.000 orang.