Jumat 16 Dec 2016 00:39 WIB

Kelompok Penyelamat Laporkan Serangan terhadap Konvoi Ambulans

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Reiny Dwinanda
Anak-anak berjalan melewati coretan di dinding di Kota Kafranbel Provinsi Idlib di Suriah.
Foto: Reuters
Anak-anak berjalan melewati coretan di dinding di Kota Kafranbel Provinsi Idlib di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- White Helmet melaporkan satu orang tewas dalam serangan terhadap konvoi ambulans saat melakukan evakuasi, Kamis (15/12). Pertahanan Sipil Suriah (SCD) juga melaporkan hal yang sama. Seperti dialporkan Aljazirah, Ibrahim Abu Allaith dari SCD mengatakan satu orang tewas saat milisi pro-pemerintah menembaki ambulans. Sedikitnya empat orang lainnya terluka. Di antaranya adalah pekerja medis.

Dilansir BBC, White Helmets juga bercuit di akun Twitter-nya, mengabarkan satu relawan senior tertembak oleh sniper. Korban jatuh saat memeriksa rute evakuasi untuk ambulans.

Sementara itu, proses evakuasi terus berlanjut membawa pemberontak, keluarga mereka, dan sipil keluar dari Aleppo timur. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan 200 orang terluka sudah dalam perjalanan. Mereka dibawa dengan ambulans dan puluhan bus.

Pernyataan dari Russian Centre for the Reconciliation of Opposing Sides di Suriah yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan Rusia menjamin keselamatan semua anggota kelompok pemberontak yang dievakuasi. Hizbullah yang mendukung pemerintah Suriah juga menjamin gencatan senjata. "Meski ada komplikasi besar, kontak intensif antara pihak-pihak bertanggung jawab membawa pada gencatan senjata lagi," katanya.

Direktur regional ICRC Timur Tengah, Robert Mardini mengatakan operasi evakuasi berjalan dengan baik. Ia mengatakan timnya aman dan melakukan yang terbaik di wilayah. Aktivis Suriah juga mengatakan sipil turut serta dalam bus untuk dievakuasi.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, bus akan membawa sipil, milisi dan korban luka ke provinsi tetangga, Idlib. Sebagian besar wilayah di sana merupakan daerah kuat oposisi Suriah, termasuk kelompok Jabhat Fateh al-Sham. Bus akan meninggalkan Aleppo kemudian melalui distrik yang dikendalikan pemerintah, Ramousseh. Bus menuju kota pemberontak, Khan Touman yang berjarak delapan kilometer.

Kepala staf Jenderal militer Rusia, Jenderal Valery Gerasimov mengatakan koridor kemanusiaan telah dibuat untuk evakuasi milisi. "Koridor ini sepanjang 21 km, 6 km berada di wilayah Aleppo yang dikendalikan pemerintah dan sisa 15 km wilayah pasukan bersenjata ilegal," kata dia.

Pemerintah mengindikasikan warga sipil bisa memilih apakah akan tinggal atau ikut dalam evakuasi. Saat ini, diperkirakan ada 50 ribu orang berada di Aleppo, di antaranya 4.000 milisi dan 10 ribu keluarga mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement