Jumat 16 Dec 2016 10:44 WIB

Ribuan Orang di Aleppo Mulai Dievakuasi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Kehancuran di Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Aleppo Media Center AMC
Kehancuran di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Ribuan orang di Aleppo dievakuasi pada Kamis, (15/12) dari wilayah pertahanan terakhir kelompok oposisi. Gencatan senjata kali ini akan mengakhiri pertempuran selama bertahun-tahun antara Pemerintah Suriah dengan kelompok oposisi dan menjadi momen kemenangan bagi Presiden Bashar Assad yang selama ini berusaha digulingkan oleh kelompok oposisi.

Konvoi ambulans dan bus-bus mengangkut sekitar 1.000 orang keluar dari reruntuhan Kota Aleppo. Kota yang selama ini dikepung dan dibombardir oleh Pemerintah Suriah untuk mengusir kelompok oposisi dari sarangnya. Televisi Suriah menyatakan, 15 bus telah meninggalkan Aleppo. Sebagian bus sudah mencapai area al Rashideen. Komite Internasional Palang Merah menyatakan, 3.000 warga dan 40 lebih orang yang terluka, termasuk anak-anak telah dievakuasi dari Aleppo.

Pejabat Komite Internasional Palang Merah Robert Mandini mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana jelas bagaimana mengeluarkan milisi kelompok oposisi. "Kami masih belum tahu bagaimana mengeluarkan milisi kelompok oposisi yang diperbolehkan keluar dari Aleppo sejak gencatan senjata menuju area di luar yang dikontrol pemerintah," katanya dilansir Reuters.

Seorang wanita menangis melihat bus-bus melewati wilayah yang dikuasai pemerintah. Sebagai orang melambaikan bendera Suriah. Seorang wanita tua menangis dan berdoa. "Allah menyelamatkan kita dari krisis. Allah juga menyelamatkan kita dari kelompok oposisi, mereka hanya membawa kehancuran bagi kita."

Seorang guru bahasa Inggris, Wissam Zarqa mengatakan, orang-orang sangat senang bisa meninggalkan kota dengan aman. "Namun beberapa orang marah, beberapa orang menangis, semua emosi bercampur aduk."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement