REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi meminta agar keberadaan jalan alternatif di jalur utara Sukabumi diperhatikan secara serius. Sebab, jalan tersebut dapat memecah kemacetan lalu lintas yang berada di jalur jalan nasional.
"Upaya mengatasi kemacetan lalu lintas tidak hanya dengan membangun jalan tol," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami Jumat (16/12).
Menurut dia, ada cara lain mengurai kemacetan yakni dengan memperhatikan jalan alternatif yang berada di lintasan Bogor-Sukabumi. Selama ini ungkap Marwan, jalan alternatif di jalur Bogor-Sukabumi cukup membantu pengguna kendaraan. Namun, keberadaannya harus mendapatkan perhatian lebih baik dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Terlebih lanjut Marwan, rencana pembangunan jalan tol hingga kini belum masuk ke wilayah Sukabumi. Informasinya pembangunan jalan tol Bogor-Sukabumi baru masuk ke Cigombong, Kabupaten Bogor. Sehingga ke depan ungkap Mawan, pemerintah juga dapat memperhatikan jalan alternatif. Ia mencontohkan jalan alternative Cihideung, Bogor yang seringkali dijadikan akses untuk menghindari kemacetan di jalur Sukabumi-Bogor.
Wakil Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara menambahkan, jalan lingkar di daerah padat dan rawan kemacetan lalu lintas memang diperlukan. "Pemprov Jabar sudah membangun jalan lingkar selatan Sukabumi," kata dia.
Kehadiran jalan lingkar di kawasan Cibolang, Cisaat hingga kota tersebut lanjut Irfan mampu mengurai kemacetan lalu lintas. Ke depan, ia berharap jalur lingkar kembali dilanjutkan di jalan Sukabumi-Bogor tepatnya di Cicurug hingga Karangtengah, Cibadak. Irfan menerangkan, besaran biaya untuk membangun jalan lingkar di utara tersebut diperkirakan mencapai Rp 535 miliar. Dana tersebut bisa diperjuangkan agar segera dibangun jalan alternatif tersebut.