Jumat 16 Dec 2016 17:11 WIB

Amerika Tuding Putin Ikut Memenangkan Trump di Pilpres Amerika

Red: Ilham
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga pejabat Amerika Serikat mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta intelijennya untuk membajak pemilihan presiden Amerika Serikat. Ini dilakukan Putin untuk mendiskreditkan demokrasi di Amerika dan membantu Donald Trump mencapai tampuk kekuasaan tertinggi di Amerika.

Tiga pejabat Amerika tersebut mengungkapkan, terdapat fakta Putin melihat operasi peretasan sistem dalam pemilihan presiden di Amerika. Operasi peretasan sistem di Amerika tersebut juga sesuai dengan standar operasi prosedur Rusia.

"Apalagi Putin memiliki latar belakang sebagai pejabat KGB. Ia memiliki jaringan kuat dengan seluruh operasi intelijen Rusia, jaringan kuat dengan penduduk sipil, militer, pihak asing, dan domestik. Ia menguasai segalanya melebihi para pemimpin demokrat," katanya, Kamis, (15/12).

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan, sebenarnya Putin menyadari ada upaya meretas sistem di Amerika oleh para peretas Rusia. Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan, ia tak percaya jika Putin tak mengetahui pembajakan di sistem pemilihan presiden di Amerika.

"Ketika ada peretasan sistem yang sangat penting, kita berbicara kalau pelakunya berkaitan dengan orang-orang pemerintahan tingkat tinggi."

Seorang pejabat Amerika yang ahli di bidang intelijen mengatakan, dengan dilakukan peretasan sistem di Amerika menunjukkan jika demokrasi Amerika tak lebih kredibel dari pada demokrasi versi Putin.

"Pembajakan itu dilakukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan Hillary Clinton kepada publik supaya ia kalah. Selain itu juga mengabaikan produk institusi Republik yang dibajak, ini semua Rusia dalangnya," katanya.

Menurutnya, Putin membantu kampanye Trump karena Trump dinilai lebih baik dan lebih ramah kepada Rusia dibandingkan Clinton. "Trump akan lebih ramah kepada Rusia terutama soal sanksi ekonomi."

Presiden Barack Obama mengatakan, Amerika Serikat akan melakukan segala cara untuk melawan Rusia. "Saya rasa tak ada keraguan ketika pemerintah asing mencoba mempengaruhi integritas pemilihan di Amerika. Kita harus mengambil sikap dan kita akan melakukannya."

Pada suatu waktu, di suatu tempat, ujar Obama, dengan pilihan kita sendiri. Sebagian mungkin dilakukan secara eksplisit dan terbuka. Namun sebagian mungkin tidak terbuka. "Tuan Putin pasti menyadari perasaan saya mengenai hal ini. Sebab saya berbicara langsung mengenai hal ini kepadanya," katanya.

Intelijen Amerika sangat yakin jika Putin merupakan dalang di balik kemenangan Trump. Ia secara personal terlibat dalam kampanye dunia maya melawan Amerika Serikat.

Rusia juga dituding berada dibalik kebocoran isi email Demokrat dan pembantu Clinton. Ini semua terjadi saat dilakukan kampanye pemilihan presiden di Amerika.

Pejabat Amerika mengatakan, Rusia sebenarnya juga membajak data Partai Republik. Namun informasi mengenai hal ini tak terlalu banyak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement