REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membidik tiga macam kerja sama dengan produsen ban asal Prancis Michelin saat bertemu Secretary General and Vice President Public Affairs Michelin East-Asia and Oceania, Segsarn Trai-Ukos.
"Pertama, kami membahas kerja sama untuk peningkatan akses pasar ban Indonesia ke luar negeri khususnya pasar Amerika dan Eropa," ujar Airlangga lewat keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/12).
Kedua, ujarnya, pengembangan bisnis retreading tire atau yang lebih dikenal sebagai vulkanisir.
"Bisnis vulkanisir ini dikhususkan untuk ban pesawat terbang," ujarnya. Michelin sudah mengembangkan bisnis retreading tire di Thailand.
Menurut Airlangga, teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia sekaligus mengikis persepsi negatif selama ini. "Apalagi industri manufaktur pesawat dan industri transportasi udara terus berkembang. Selain itu, hal ini juga dapat menekan cost dan turut serta dalam menjaga lingkungan," tuturnya.
Kerja sama ketiga, yang perlu dijajaki adalah pemanfaatan ban bekas. Michelin diharapkan dapat membantu pemanfaatan ban bekas untuk diolah menjadi unsur pembangunan jalan, sehingga Indonesia dapat menggunakan limbah ban bekas untuk pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan. "Sebagai contoh, saat ini terdapat 80 juta kendaraan bermotor roda dua sehingga total ada 160 juta ban. Dengan rata-rata pemakaian selama 1,5-2 tahun, akan banyak limbah ban bekas yang dapat dimanfaatkan," ungkap Airlangga.