REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rintik hujan tak membuat langkah Ujang Rahmat surut. Cuaca dingin di Kota Kembang malah membuat kakek berusia 62 tahun itu semakin bersemangat. Padahal, malam sudah melewati separuhnya.
Ujang pun terus berpacu diiringi batuk dan flu. Dini hari itu Ujang hendak ikut shalat Subuh berjamaah di Masjid Pusdai, Bandung, Jawa Barat. Padahal, kakek asal Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Bandung, itu belum pernah sekali pun menginjakkan masjid yang terletak berdekatan dengan Lapangan Gasibu itu.
"Selama ini belum pernah ke Pusdai. Baru pertama kali sekarang. Mumpung masih ada umur, jadi sengaja ikut acara ini," ujarnya antusias kepada Republika yang sudah datang sejak pukul 02.50 WIB, Senin (12/12).
Ujang adalah satu dari puluhan ribu anggota jamaah shalat Subuh berjamaah yang serentak digelar di puluhan masjid di seluruh Indonesia pada Senin lalu. Gerakan yang juga diberi tajuk 1212 ini merupakan refleksi umat Islam Indonesia atas Aksi Bela Islam yang sebelumnya sukses digelar di Jakarta. Tak hanya itu, gerakan tersebut juga sekaligus memperingati hari jadi Darut Tauhid pimpinan KH Abdullah Gymnastiar yang ke-12.
Gerakan Subuh berjamaah yang serentak digelar di puluhan masjid di seluruh Indonesia pada 12 Desember lalu diharapkan dapat menambah kembali saf-saf kosong ketika Subuh dengan permanen. Pemakmuran masjid pada aksi 1212 selayaknya menjadi komitmen bagi para alumni Aksi Bela Islam Jilid 1, Jilid 2 (411), dan Jilid 3 (212). Penuhnya jamaah pada Subuh hari akan menjadi tanda kemenangan umat Islam seperti saat Muhammad ke-2 atau Muhammad Al Fatih merebut Konstantinopel.
Dalam kitabnya, at-Ta'arif, Muhammad Abdur Rauf al-Munawi menjelaskan, as-Subhu atau as-sabahadalah permulaan siang, yaitu ketika ufuk berwarna merah karena tertutup tabir matahari. Adapun shalat Subuh adalah ibadah shalat yang dilaksanakan ketika fajar shidiq dan berakhir pada saat matahari terbit.
Shalat Subuh adalah shalat berjamaah yang paling besar ujiannya bagi manusia. Saat embusan agin menembus ke rusuk yang tengah berbaring di balik selimut, azan kemudian memanggil. Rintik hujan, jalan yang becek, hingga dinginnya air menjadi tantangan yang harus ditaklukkan seorang hamba. Saat muazin melantunkan "As shalatukhairun minannaum" sebanyak dua kali, iman kita pun diuji sekali lagi apakah kita akan menjadi manusia lebih baik dengan shalat dan meninggalkan tidur atau mendekap kembali selimut tebal di kamar.
Allah SWT bahkan memberi predikat kepada orang-orang yang merasa berat untuk menunaikan shalat Subuh. Padahal, Allah sudah memberi keutamaan yang besar dalam shalat Subuh dan Isya. "Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR Bukhari No 657 dan Muslim No 651).