REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat Subuh pun menjadi shalat yang istimewa. Allah SWT bahkan secara khusus mengutus malaikat untuk menyaksikan orang-orang yang melaksanakan shalat Subuh. Secara eksplisit, keutamaan shalat Subuh diungkapkan dalam Alquran surah al-Isra: 78. "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
KH Didin Hafidhudin menjelaskan, maksud dari ayat tersebut adalah shalat Zhuhur dan Ashar disaksikan oleh malaikat siang, shalat Maghrib dan Isya disaksikan oleh malaikat malam, sedangkan shalat Subuh disaksikan oleh malaikat malam dan siang. Karena, pergantian tugas malaikat malam dan siang terjadi pada saat Subuh (al-hadis).
Dalam beberapa hadis, shalat Subuh memiliki berbagai macam keutamaan. Saat seorang Muslim ikut shalat Subuh berjamaah, seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh. Subuh pun disebut menjadi sumber cahaya pada hari kiamat saat manusia diminta pertanggungjawaban akan semua perbuatannya. Rasulullah juga menjanjikan surga untuk shalat pada dua waktu yang dingin (Subuh dan Isya).
Tak hanya itu, Nabi menjanjikan para penunai shalat Subuh dan Ashar untuk bisa melihat Allah SWT seperti melihat bulan purnama. Allah SWT juga menjamin orang-orang yang mengerjakan shalat Subuh. Allah SWT tak segan menjadi penuntut atas orang yang membunuh seorang Muslim yang menjalankan ibadah Subuh.
Dengan sederet reputasinya tersebut, sudah waktunya umat Islam untuk bangkit melalui shalat Subuh. Kakek Ujang dan ratusan ribu jamaah shalat Subuh lainnya bisa jadi pemantik timbulnya generasi baru umat Islam. Kita tentu rindu akan lahirnya generasi umat berkualitas seperti para sahabat yang menghidupkan masjid-masjid dengan shalat berjamaah.
Pada suatu hari, Abdullah bin Umar RA bekrunjung ke pasar. Saat tiba waktu shalat berjamaah, ia melihat setiap orang telah menutup tokonya dan segera pergi ke masjid. Abdullah bin Umar berkata, "Mereka inilah orang-orang yang telah disebutkan Allah dalam Alquran (an-Nur:37): Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (pada hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang."