REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengomentari posisi Indonesia sebagai penghuni posisi runner up Piala AFF, Wakil Presiden Jusuf Kala menganggap kekalahan Tim Nasional atas Thailand dapat menjadi kritik terhadap tata kota di sejumlah daerah. Kalla memantau tak banyak kota yang menyediakan lahan atau lapangan sepakbola sebagai tempat anak-anak mengembangkan kemampuan berlarinya. "Masalahnya sekarang, di mana anak-anak kita bisa lari sambil berpikir?" ujarnya.
Kalla melihat lapangan tak tersedia di perkotaan. Di kampung, ia amati dulu sempat ada. "Itu masalah utama kita," ungkapnya usai menggelar nonton bareng liga Piala AFF di kediaman resmi, Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu (17/12).
Secara retoris, Kalla pun bertanya, "Apa itu sepakbola?". Ia menjelaskan olahraga itu membutuhkan lapangan kira-kira satu hektare. "Permainan 90 menit, dimainkan 22 orang. Jadi rata-rata pemain itu hanya bermain kira-kira empat menit pegang bola. Tapi empat menit itu, bola di udara kira-kira semenit. Jadi rata-rata tiap orang itu hanya pegang bola tiga menit. Kemana dia 87 menit? Lari sambil berpikir," kata Kalla menguraikan.
Kalla mengatakan sepakbola merupakan olahraga yang membutuhkan kemampuan berlari dari setiap pemainnya. Untuk itu, kemampuan berlari haruslah didukung dengan fasilitas yang menunjang. "Ini persoalan lama dan menjadi tantangan yang harus diselesaikan pemerintah," komentarnya.