Ahad 18 Dec 2016 08:42 WIB

Oposisi Suriah Sebut Iran Halangi Evakuasi Aleppo

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.
Foto: AP
Warga di kawasan timur Aleppo, Suriah, berkumpul dekat bus hijau untuk berangkat menuju lokasi evakuasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Seorang pejabat kelompok oposisi Suriah sebut Iran dan pasukannya menghalangi evakuasi, Sabtu (17/12). Ia juga mendesak Rusia untuk memegang komitmen serta mengurus sekutu-sekutunya.

Kepala bidang politik kelompok Ahrar al-Sham, Munir al-Sayal mengatakan Iran bersikeras mengeluarkan sipil dari dua desa al-Foua dan Kefyra sebelum evakuasi Aleppo bisa dilakukan. Ia menyebut Rusia gagal mengendalikan sekutunya.

"Iran dan orang-orangnya di wilayah memanfaatkan situasi kemanusiaan rakyat kami di Aleppo untuk mengeluarkan dulu anggota kelompoknya di Al-Foua dan Kefyra," kata Sayal pada Reuters melalui wawancara telpon.

Ahrar al-Sham terlibat dalam kesepakatan di Aleppo. Sayal mengatakan pasukan yang didukung Iran, Hizbullah dan kelompok Irak berada di balik penahanan ratusan orang yang seharusnya dievakuasi dari Aleppo pada Jumat.

Sayal mengatakan keselamatan rakyat di Aleppo adalah prioritas. Sehingga kelompok pemberontak terbuka pada tercapainya tujuan gencatan senjata dan evakuasi. Ia mendesak Rusia untuk komitmen pada kesepakatan dan menjamin keamanan selama proses.

Menurutnya masih banyak warga sipil yang harus dievakuasi dari Aleppo karena cuaca sudah sangat buruk. Pernyataan Rusia yang menyebut Aleppo sudah kosong hanya untuk membebaskan tugas mereka dari kesepakatan.

Sejumlah keluarga dilaporkan kedinginan di distrik Al-Amiriyah pada Jumat. Ini adalah titik keberangkatan evakuasi. "Tidak ada lagi makanan dan minuman di sana, situasi terus memburuk," kata Abu Omar yang berada di sana.

Sejumlah bus evakuasi belum datang untuk mengangkut warga sipil. Aljazirah melansir lebih dari 3.000 penduduk telah meninggalkan Aleppo timur pada Kamis. Namun sebuah konvoi sekitar 800 orang dipulangkan kembali pada Jumat. Sejak saat itu evakuasi tertunda.

Menurut kelompok oposisi, kesepakatan gencatan senjata baru sudah tercapai. Mereka dan pasukan pemerintah Suriah serta sekutu sepakat mengevakuasi puluhan ribu pasukan oposisi serta warga sipil.

Meski demikian, banyak penduduk tetap terperangkap sampai hari Rabu. Mereka menunggu sejumlah kelompok bantuan seperti Palang Merah untuk mengirimkan bus evakuasi, dilansir dari Aljazirah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement