REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kisah drone bawah laut AS yang disita Cina masih berlanjut, Ahad (18/12). Presiden AS terpilih, Donald Trump memperpanjang masalah tersebut dalam akun Twitter-nya.
"Kita harus katakan pada Cina kita tidak ingin lagi drone itu. Mereka bisa menyimpannya!" kata Trump.
Cerita ini berawal saat Angkatan Laut Cina menyita drone yang disebut UUV pada Kamis. Pentagon mengatakan drone tersebut dioperasikan oleh kontraktor sipil untuk melakukan penelitian kelautan.
Drone disita di perairan internasional dekat Laut Cina Selatan. Tak lama AS melayangkan protes diplomatik dan meminta drone dikembalikan.
AS dan Cina kemudian sepakat menyelesaikan perselisihan ini. Cina kabarnya memutuskan mengirimnya kembali ke AS dengan cara yang layak.
Baca: Cina Sita Drone AS di Laut Cina Selatan
"Dengan hubungan langsung dengan otoritas Cina, kami telah menyepakati Cina akan mengembalikan drone," kata juru bicara Menteri Pertahanan AS Ash Carter, Peter Cook.
Juru bicara pertahanan Cina, Yang Yujun mengeluarkan pernyataan pada Sabtu yang mengonfirmasi penyitaan drone. "Agar tidak membahayakan keamanan navigasi personel dan kapal, Cina melakukan tindakan bertanggung jawab dan profesional untuk menyelidiki perangkat tersebut," kata Yang.
Trump sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan menohok di akun Twitter. Ia menyebut Cina mencuri drone penelitian Angkatan Laut AS di perairan internasional.
"Cina menyitanya keluar perairan dan itu adalah aksi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Trump.
Sebelumnya ia salah mengeja unprecedented (yang belum pernah terjadi sebelumnya) jadi unpresidented. Komentar Trump yang terbaru dikhawatirkan menambah tegang hubungan Cina dan AS.
Sebelumnya Cina marah karena Trump menerima panggilan telepon pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.