REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto menegaskan gerakan sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli) tidak akan berhenti sampai pungutan liar benar-benar lenyap di Indonesia. Hingga 50 hari sejak terbentuk, Saber Pungli mendapat sambutan dari masyarakat dengan sedikitnya menerima 17.600 laporan.
"Ada masyarakat merasa, jangan-jangan saber pungli sifatnya 'anget-anget tai ayam'. Saya katakan tidak, dari namanya sapu bersih. Sebelum pungli bersih dari indonesia, kita tidak akan pernah berhenti. Saya akan terus ikut kegiatan saber pungli, sampai saya saksikan pungli bersih dari bumi indonesia," ujar Wiranto dalam acara Sosialisasi Satgas Saber Pungli 'Kampanye Budaya Anti Pungutan Liar' di area Car Free Day, Pintu Barat Daya Monas, Jakarta Pusat, Ahad (18/12).
Menurut Wiranto, pungli selama ini hampir menjadi budaya masyarakat Indonesia, sehingga untuk memberangus pungli juga perlu sosialisasikan budaya anti-pungli. Karenanya, sosialisasi budaya anti-pungli harus terus disebarkan kepada masyarakat luas, yakni tentang keberadaan Satgas Pungli sebagai sarana pelaporan. Menurutnya, belum semua masyarakat memahami keberadaan Satgas Pungli tersebut. "Tentu saat ini kita harapkan dukungan penuh masyarakat, lembaga, kementerian, untuk bersama-sama menyapu secara bersih di bumi indonesia," kata Wiranto.
Ia menambahkan, keberadaan Satgas Pungli yang pada Ahad ini berusia 50 hari tersebut juga terlihat dampaknya. Setidaknya, kurang lebih 17.600 laporan yang diterima tim sejak dibentuk. "Jumlah yang cukup besar," kata dia
Hal itu, kata dia, menunjukkan masyarakat sudah memiliki kesadaran bahwa tugas pembersihan pungli ini tidak hanya dibebankan kepada Satgas Saber Pungli semata. "Ya tidak mungkin, tapi masyarakat tentu harus turut serta aktif untuk melaporkan di mana mereka menemukan pungli di wilayah masing-masing," kata Ketua Umum Nonaktif Partai Hanura tersebut.