Senin 19 Dec 2016 12:22 WIB

Saatnya Dorong UMKM Industri Kreatif pada 2017

Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang 2017 ini, pemerintah terus mendorong daya saing Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di seluruh kota di Indonesia, terutama bagi UMKM industri kreatif, seperti multimedia, fashion dan lainnya.

Tercatat saat ini ada 58 juta unit usaha UMKM di Indonesia sampai akhir 2016 ini, dan pemerintah terus mentargetkan setidaknya pada tahun 2020 akan mencetak 1.000 digital technopreneur, 1 juta petani dan nelayan go digital, serta 8 juta UKM go digital. 

UKM sendiri berkontribusi 58 persen terhadap PDB nasional setiap tahun, namun sayangnya hanya 5 persen yang sudah go digital dari sekitar 56 juta UKM di Indonesia. Ditambah dengan pemerintah juga akan membuat ekosistem di UKM, melalui Kominfo yang menjanjikan 1 juta hosting co.id untuk seluruh UKM secara gratis.

Setiap kota ditargetkan untuk dapat mendorong industri kreatifnya, salah satunya apa yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Kudus yang sampai akhir tahun ini aktif melakukan strategi pembinaan dan pengelolaan UMKM hingga dapat bersaing global. Harapannya adalah agar UMKM lokal dapat menjadi trend dan ikon di tingkat nasional.

“Dengan dukungan pemerintah pusat dan harapan  memajukan UMKM lokal telah menjadi gairah tersendiri di dunia bisnis, khususnya komunitas UMKM di Kudus. Sementara era digital yang memberikan ruang begitu luas bagi komunitas UMKM untuk berkembang menuju pasar global, telah membantu mereka untuk memiliki daya saing nasional di 2017 nanti.” Ujar Bupati Kudus, H. Musthofa. Beberapa kegiatan digelar mulai dari melakukan pameran (baru-baru ini mengadakan Kudus Trade Show 2016) hingga diskusi dan workshop.

Kini, UKM di Kota Kudus pun terus berkembang beriringan dan tidak kalah dengan industri rokok yang di kenal Indonesia. Pergerakan kemajuan UKM mulai dari produk makanan seperti jenang, batik, bordir, gebyok hingga kopi tapak muria pun didukung oleh Pemkab Kudus melalui dinas terkait melalui program-program pengembangan hasil usaha dengan bentuk pameran, pengenalan hasil potensi dalam skala regional atau nasional

Nantinya diharapkan para pelaku UKM dapat mengembangkan strategi pemasaran, yang semula hanya dilakukan secara konvensional, dapat diperluas lagi dengan memanfaatkn fasilitas internet untuk berjualan secara online, untuk merengkuh konsumen mitra bisnis yang lebih luas di ranah digital.

Misalnya baru-baru ini di Kudus juga telah berjalan Kampung Digital, di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Desa tersebut mengangkat konsep digital sebagai upaya mengembangkan potensi UKM khusus konveksi dan bordir.

Karena itu, masing-masing provinsi di Indonesia bekerja sama dengan beberapa stakeholder dan KUKM (Koperasi Usaha Kecil dan Menengah) Indonesia menggalakkan semangat kampanye UKM untuk Go Digital, agar mereka dapat melebarkan pangsa pasar, membuka link baru dan memanfaatkan media sosial untuk pemasaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement