REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lembaga anti-teror terkemuka India pada Senin (19/12) mendakwa kelompok militan dari Pakistan, Jaish e Mohammed (JeM), beserta pemimpinnya yang melakukan sebuah serangan mematikan di satu pangkalan angkatan udara India Januari lalu.
Lembaga Penyelidikan Nasional (NIA) menyatakan keempat pelaku bersenjata yang menyerbu pangkalan udara 2 Januari lalu merupakan warga Pakistan. Maulana Masood Azhar, pemimpin JeM, merupakan otak di balik serangan itu.
"Seluruh teroris dituduh menyulut perang melawan India. Ini adalah sebuah konspirasi kriminal untuk menyerang infrastruktur keamanan kami," ujar seorang pejabat tinggi NIA di New Delhi.
Pengajuan lembar tuduhan ke sebuah pengadilan menutup penyelidikan India terhadap serbuan yang berlangsung selama 18 jam di pangkalan udara Pathankot, yang menewaskan tujuh orang pihak keamanan India dan empat orang pelaku. Serangan itu, yangt terjadi satu pekan setelah Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan kunjungan terhadap lawan bicaranya asal Pakistan, Nawaz Sharif.
Sebuah penyelidikan gabungan terhadap serangan itu terhenti dan ketegangan antara keduanya meningkat dalam tahun ini yang ditandai oleh sejumlah aksi protes dan bentrokan lintas perbatasan di Kashmir, sebuah wilayah yang diperebutkan. Para penyelidik di New Delhi mengatakan lembar tuduhan dan bukti-bukti akan diserahkan kepada pihak berwenang Pakistan untuk mengambil langkah terhadap pelaku serangan.
"Kami ingin Pakistan menangkap Maulana Masood Azhar dan dia harus dipulangkan ke India," ujar seorang pejabat tinggi kementerian dalam negeri India yang memantau penyelidikan itu.
Lembar tuduhan itu mencantumkan adanya contoh DNA, paket makanan yang ditemukan di hutan dekat pangkalan udara, satu set radio komunikasi dan satu catatan yang ditemukan dalam mobil yang digunakan oleh para militan untuk mencapai lokasi. India telah lama menuduh Pakistan menggunakan Jaish e Mohammad sebagai sebuah wakil untuk melakukan serangan di tanah India
Pakistan sempat menahan Azhar, seorang ekstremis yang diduga menjadi otak di ballik serangan terhadap parlemen India 2001 lalu, setelah serangan terhadap pangkalan udara. Para penyelidik kemudian tidak menemukan bukti terkait keterlibatan Azhar maupun Jaish e Mohammed.