Selasa 20 Dec 2016 13:24 WIB

Warga Pertanyakan Kelanjutan KJP dan KJS ke Agus

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
 Seorang siswa SMPN 5 Jakarta menunjukkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Halte Bus TransJakarta Pasar Baru, Jakarta, Senin (24/8). (Republika/Yasin Habibi)
Seorang siswa SMPN 5 Jakarta menunjukkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Halte Bus TransJakarta Pasar Baru, Jakarta, Senin (24/8). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono melanjutkan kampanyenya dengan menyapa warga Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat, Selasa (20/12). Di sana, masyarakat mempertanyakan kelanjutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) jika nantinya Agus terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta.

"Jawabannya adalah ya (dilanjutkan). Itu adalah hak rakyat, tidak mungkin saya kemudian hentikan. Bahkan saya mengatakan ekonomi kita tingkatkan pendapatannya sehingga besaran KJP dan KJS-nya bisa kita tingkatkan," kata Agus.

Di samping itu Agus mengaku, warga Cempaka Putih Barat mengapresiasi beberapa program yang telah dijanjikannya selama menjalani masa kampanye. Salah satunya adalah program Bantuan Langsung Sementara (BLS) yang akan diberikan kepada keluarga yang tergolong tidak mampu.

"Mereka sudah paham sekali makna dari Bantuan Langsung Sementara yang ditujukan kepada keluarga yang sangat tidak mampu, yang itu sifatnya sementara," terang Agus.

Selain itu, para warga di sana juga mengapresiasi program bantuan dana bergulir untuk modal usaha. "Mereka juga sangat mengapresiasi itu karena mereka ingin sekali dapat mengembangkan UMKM dan juga tentunya ini bisa mengurangi angka pengangguran," terang Agus.

Warga Cempaka Putih Barat juga mendukung program Agus-Sylvi yang ingin memberdayakan RT/RW dalam upayanya membangun Jakarta. Itu tak lain karena mereka para RT/RW juga ingin mendapat pengakuan, bahwa mereka juga memiliki peranan dalam upaya pengembangan ibu kota.

"Yang paling benar-benar dihadirkan adalah pemberdayaan RT/RW. Mereka benar-benar ingin diakui keberadaannya. Tak hanya berhenti di ide atau konsep," ucap Agus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement