Selasa 20 Dec 2016 19:18 WIB

Kegiatan Belajar Anak Korban Gempa Aceh Dimulai Januari 2017

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak pengungsi korban gempa bermain sambil menyanyi bersama Kaka Seto di pengungsian, Pidie jaya, NAD, Jumat (9/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Anak-anak pengungsi korban gempa bermain sambil menyanyi bersama Kaka Seto di pengungsian, Pidie jaya, NAD, Jumat (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Pemerintah memprioritaskan kegiatan belajar mengajar berjalan normal pascagempa bumi di Pidie Jaya, Aceh. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada 271 bangunan sekolah rusak dan 86 sekolah rusak berat.

Klaster pendidikan telah melakukan verifikasi lapangan terhadap gedung sekolah di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen. Tim memprioritaskan 86 sekolah rusak, dan hari ini sudah diverifikasi 13 lokasi.

Verifikasi dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), BNPB dan dinas terkait. "Kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 3 Januari 2017. Sekolah akan tetap berjalan seperti biasanya dengan menggunakan tenda," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (20/12).

Pembersihan diharapkan selesai pada Desember 2016. Sebanyak 86 sekolah yang menjadi awal dan sudah ada indikasi merah dan diprioritaskan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Danis H Sumadilaga mengatakan akhir pihaknya menargetkan sekolah sudah menggunakan bangunan sekolah darurat atau sementara, dan sudah tidak ada lagi yang belajar di bawah tenda.