REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengungkapkan dalam persiapan Asian games 2018 juga dilakukan beberapa efisiensi. Menurutnya, efisiensi tersebut tak hanya persoalan anggaran saja namun juga terhadap cabang olahraga (cabor) dan nomor pertandingan.
Meskipun ada efisiensi tersebut, Indonesia tetap memilih tiga cabang olahraga pilihan yaitu bridge, paralayang, dan jetski. “Sebenarnya juga ada permintaan untuk tidak memaksakan kalau Indonesia mengusulkan bridge, paralayang, dan jetski. Sampai OCA nanya kenapa sih Indonesia ngotot untuk mengusulkan bridge,” kata Gatot, Selasa (20/12).
Gatot beranggapan, cabang olahraga bridge tetap diajukan meski ada efisiensi karena berpotensi untuk mendapatkan medali emas. Menurutnya, Indonesia sering mendapatkan juara dunia untuk cabang olahraga tersebut sehingga itu berpeluang untuk Indonesia mengumpulkan medali emas pada ajang Asian Games 2018.
Selain bridge, juga ada imbauan apakah cabang olahraga jet ski dan paralayang tidak ada akan membebani anggaran INASGOC namun Gatot menyatakan hal tersebut sudah disepakati tetap diajukan. “INASGOC menyatakan juga sudah memberikan dukungannya untuk dua cabor itu karena di sisi lain juga ada manfaatnya,” tutur Gatot.
Bukan tanpa alasan, Gatot menuturkan, selain bridge, jetski, dan paralayang juga sama memiliki potensi meraih medali emas untuk Indonesia. Dia menilai, memang harus ada yang dikorbankan jika mau berprestasi.
Pada pelaksanaan OCA Coordination Committee Meeting (Coorcomm) kelima (14/12), Dewan Olimpiade Asia itu mengingatkan agar jumlah nomor pertandingan tidak boleh lebih dari 500 karena adanya efisiensi. OCA berharap banyak nomor pertandingan tidak akan berpengarh pada kualitas penyelenggaraan Asian Games 2018.