Selasa 20 Dec 2016 23:46 WIB

Mendikbud Pastikan Proses Belajar Mengajar di Aceh Terus Berjalan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau perkembangan pembangunan fasilitas pendidikan yang rusak akibat gempa 6.5 Skala Richter (SR) di Aceh.

Selain penyiapan ruang kelas darurat yang dimotori oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Mendikbud bersama tim memastikan kesiapan sekolah untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar pada awal tahun 2017 usai masa libur semester pertama.

"Dalam ratas sudah diputuskan terkait pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dan BNPB. Kemendikbud menyiapkan sarana dan prasarana agar dapat mendukung proses belajar mengajar," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (20/12/2016).

Muhadjir mengungkapkan keberadaannya di Pidie Jaya adalah untuk memastikan proses pemulihan kegiatan belajar siswa agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu, Ia berpesan agar penyaluran bantuan, baik pembangunan fisik maupun penyediaan bantuan pendukung kegiatan di sekolah, dapat dikelola dengan baik sehingga tidak tumpang tindih.

Ia juga mengingatkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, dan Kabupaten Pidie Jaya, dan Kepala Sekolah agar mengurus kelengkapan administrasi, khususnya terkait hibah dan status tanah wakaf yang digunakan untuk pembangunan unit sekolah baru pengganti gedung lama yang rusak berat.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya, Saeful, menyampaikan kesiapan jajarannya untuk menyelengarakan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah pada tanggal 2 Januari 2016 yang akan datang.

Saat ini pihaknya tengah melakukan verifikasi data kebutuhan sekolah terdampak bencana gempa untuk mendapatkan bantuan yang tepat dan sesuai arahan Mendikbud.

Untuk mempercepat pemulihan kegiatan belajar mengajar di daerah terdampak gempa, Kemendikbud telah menyalurkan bantuan sekitar Rp.25,8 Milyar (M) di tahap tanggap darurat bencana dalam tahun anggaran 2016. Kemudian, Kemendikbud siap untuk menyalurkan sekitar Rp.42,4 M di tahun anggaran 2017, guna perbaikan unit sekolah permanen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement