Rabu 21 Dec 2016 14:58 WIB

Haedar Nashir: Masalah di Atribut Natal itu Kalau Ada Unsur Pemaksaan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengatakan masalah yang menjadi polemik terkait atribut Natal adalah unsur pemaksaan oleh perusahaan atau pengusaha pertokoan kepada karyawan muslim. 

Sebab, kata dia, ini menyangkut suasana keagamaan di kalangan mayoritas Muslim di Indonesia. Memang dari sisi toleransi tidak masalah.

"Masalahnya kalau perusahaan-perusahaan dan toko-toko di ruang publik mengharuskan karyawannya pakai atribut natal padahal mereka muslim," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (21/12).

Karena itu, Haedar menilai ada dua, pertama pemaksaan atau pengharusan itu menjadi masalah dan tidak boleh terjadi. Kedua menjadi terganggu rasa keagamaan mayoritas Muslim jika hal itu dilakukan aebagai paksaan atau keharusan padahal itu menyentuh ranah atribut beragama. 

"Ini mengganggu rasa keagamaan mayoritas Muslim," katanya.

Di sinilah pandangan tentang toleransi dan kebinekaan tidak bisa semata-mata diletakkan dalam konteks universal. Akan tetapi juga harus mempertimbangkan aspek sosiologis, sebagai pemeluk agama terbesar di negeri ini.

Menurutnya, umat Islam itu sebenarnya sudah sangat toleran. Namun bukan berarti keyakinan dan rasa keagamaannya juga mudah diabaikan dan digangggu.

Baca juga, Pemaksaan Pemakaian Atribut Natal Dinilai Bertentangan dengan Pancasila.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement