REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggerebekan teroris di Babakan, Setu, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (21/12) oleh Polisi mengakibatkan tiga terduga teroris tewas. Ketiga terduga teroris yang tewas Omen, Irwan dan Helmi ditembak oleh aparat karena dianggap melawan petugas.
Pengamat Terorisme, Harist Abu Ulya menilai tewasnya tiga orang terduga teroris tersebut, justru akan mempersulit polisi mengungkap peta jaringan terorisnya. "Andaikan yang tiga orang itu tidak tewas tentu penyidikan akan banyak membuahkan hasil," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (21/12).
Ia mengungkapkan kematian tiga orang terduga teroris itu membuat penyidikan hanya mengandalkan Adam, satu terduga teroris yang berhasil ditangkap hidup-hidup. Ini, menurutnya bisa jadi berpengaruh pada tidak maksimalnya membaca peta jaringan teroris tersebut.
Dalam analisisnya, ada kemungkinan teroris yang diungkap di Tangsel merupakan sel kecil, yang terkait sosok Aman Abdurrahman. Kuncinya di sosok Omen yang di duga hasil didikan Ovi, seorang napi terorisme yang saat ini ada di Nusa Kambangan.
Dan dugaan selama ini, Ovi tersebut berafiliasi ke ISIS. Ia mengungkapkan Ovi bersama beberapa kawannya sempat terlibat rencana pengeboman kantor Kedubes Myanmar pada 2013 silam. "Jadi terlalu jauh kalau sampai Bahrun Naim membenih sampai pada sel-sel kecil yang mereka juga terkait dengan kelompoknya Aman Abdurrahman," terangnya.
Sebelumnya polisi mengungkap pelaku jaringan dan rencana teror di Tangerang Selatan pada Rabu (21/12). Polisi menduga pelaku teror berencana meledakkan bom di sebuah tempat dekat pos polisi Eka Hospital BSD.
Namun sebelum aksi teror itu terlaksana rencana itu keburu terendus aparat kepolisian. Polisi melakukam penyergapan, serta pengamanan sebuah bom aktif di kediaman terduga teroris, mengamankan satu orang dan menewaskan tiga orang terduga lain.