Rabu 21 Dec 2016 19:13 WIB

Atasi Banjir Jabar, Pemerintah akan Ganti Tanaman Sayuran Jadi Kopi

Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengatasi banjir di Provinsi Jawa Barat, pemerintah akan melakukan rehabilitasi lahan di DAS Cimanuk dan Citarum dengan mengganti tanaman sayuran menjadi kopi. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan permasalahan di Jawa Barat selama ini yakni penggunaan hutan masyarakat yang biasanya ditanami sayur-sayuran demi kepentingan ekonomi masyarakat. Kondisi inipun kemudian menyebabkan terjadinya sedimentasi lahan dan menyebabkan bencana banjir.

"(Hutan masyarakat) Lahan-lahan itulah yang masuk kawasan hutan tapi milik masyarakat dan kemudian selama ini ditanami oleh sayur-sayuran, tanaman semusim, kol cabe, tomat, itu kemudian berakibat secara ekonomi bagus, tapi sedimentasinya atau erosinya sangat dahsyat, yang berakibat dialirkan ke sungai dan sedimentasi di kawasan hilir," kata Aher usai rapat penanggulangan banjir di Provinsi Jawa Barat, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (21/12).

Aher menyampaikan, jika sayur-sayuran ditanam di lahan datar maka tak akan menimbulkan masalah. Karena itu, ia mengatakan pemerintah akan melakukan sosialisasi kepada para petani agar tidak menanam sayur-sayuran di lahan miring dan mengganti dengan tanaman tegakan seperti kopi.

"Secara ekonomi lebih besar daripada tanaman sayur-sayuran dan lain-lain. Nah karena apa, tanaman kopi sudah bagus harganya. Kopi terbaik di dunia kopi asal Jawa Barat, harganya sangat mahal, secara ekonomi sangat menguntungkan petani dan secara konservasi akan membuat hutan hijau," jelas Aher.

Penanaman kembali di kawasan DAS Citarum dan Cimanuk ini dilakukan dengan berbagai cara, termasuk cara konvensional serta penanaman dengan cara aeroseeding, yakni penyebaran bibit dari pesawat di daerah-daerah terpencil. Karena itu, ia berharap metode ini dapat berhasil dilakukan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, menambahkan, penanaman kembali ini akan dilakukan pararel dengan pembangunan konservasi tanah dan air.

"Kita menyebutnya KPA, jadi dibuat penampung-penampung air, plus sumur bor dan lain-lain. Jadi pada longsor dirapihkan itu dilakukan juga," kata Siti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement