REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Pengarus Utamaan Gender Bidang Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PP dan PA),
Heru Kasidi, mengatakan tingginya angka kematian ibu masih dipengaruhi sikap masyarakat. Orang-orang terdekat dari calon ibu harus ikut berpartisipasi dalam menjaga proses kehamilan.
Menurur Heru, secara angka kematian ibu dipengaruhi dua faktor utama. Keduanya yakni pelayanan kesehatan dan sikap masyarakat.
"Faktor pertama sudah banyak mendapat perhatian. Faktor kedua perlu dicermati mengingat mengubah kesadaran masyarakat dalam menjaga ibu hamil harus ditingkatkan," ujar Heru ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (21/12).
Masyarakat yang dimaksud dimulai dari suami, keluarga dan kerabat ibu hamil. Ibu hamil, tutur Heru semestinya selalu mendapat perawatan kesehatan dan dukungan moril dari orang di sekitarnya.
Dukungan dapat berupa situasi tempat tinggal yang kondusif, pemenuhan gizi dan pemeriksaan kesehatan. "Sayangnya, banyak orang-orang terdekat mengabaikan kebutuhan dasar itu sehingga membuat ibu hamil rentan mengalami stress," ungkap dia.
Karena itu, pihaknya menyarankan masyarakat selalu peka terhadap keberadaan ibu hamil di sekitarnya. Masyarakat dapat berperan memberikan dukungan dan pertolongan kecil kepada ibu hamil.
"Ibu hamil butuh dukungan sosial. Jika orang terdekatnya kurang memberikan dukungan, masyarakat sekitar dapat memberikan bantuan yang bersifat positif kepada mereka," kata Heru.