Rabu 21 Dec 2016 20:04 WIB

DPO di Poso Tinggal Sembilan Orang

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menunjukkan foto Basri alias Bagong dan Andika, keduanya Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso di Mapolda Sulteng di Palu, Rabu (14/9).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menunjukkan foto Basri alias Bagong dan Andika, keduanya Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso di Mapolda Sulteng di Palu, Rabu (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan daftar pencarian orang (DPO) anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso tersisa sembilan orang.

"Sampai hari ini, DPO kita ada sembilan orang yang menjadi buruan. Hal itu sama dengan penampakan yang dilihat masyarakat dan jejak-jejak yang kami temukan di lapangan, tidak pernah ada perubahan dari angka sembilan orang," katanya, Rabu (21/12).

Penegasan itu disampaikan Kapolda untuk meluruskan adanya pemberitaan yang menyebutkan bahwa jumlah DPO di Poso saat ini berjumlah lebih dari 10 orang. Kapolda juga mengakui hingga saat ini masih ada simpatisan kelompok itu yang berbaur dengan masyarakat di Kota Poso. Hal itu dibuktikan saat pemakaman salah satu DPO yang tertembak, beberapa waktu lalu.

"Kami juga akan mengubah strategi, taktik dan pola dalam melakukan pengejaran terhadap DPO yang tersisa itu," ujarnya.

Menurut Kapolda, perubahan taktik dilakukan karena berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, Satgas Tinombala terkadang selalu tertinggal jika mengikuti jejak DPO atau pun berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat. Namun, upaya-upaya dengan mengubah taktik selalu mendapatkan hasil.

"Selama ini ada yang tertangkap dan yang tertembak, karena kami selalu melakukan perubahan strategi dan taktik serta evaluasi pasukan setiap saat," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement